Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan melalui Operation Management Office (OMO) Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 menegaskan komitmen kuat dalam mendukung pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sektor kehutanan dan penggunaan lahan (FOLU).
Hal ini disampaikan Ketua Harian I OMO FOLU Net Sink 2030, Haruni Krisnawati, yang juga Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan Iklim, saat Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Implementing Partner Proyek Result Based Contribution (RBC) Tahap 1, dan RBC Tahap 2 dan 3 Regional Sumatera, di Pekanbaru (15/8/2025).
Haruni menekankan bahwa FOLU Net Sink merupakan tindak lanjut dari komitmen global melalui Perjanjian Paris. Program ini menargetkan tercapainya kondisi net sink sektor kehutanan dan penggunaan lahan pada 2030.
Upaya tersebut diwujudkan melalui langkah-langkah strategis seperti pengurangan deforestasi dan degradasi hutan, pengelolaan hutan lestari, rehabilitasi hutan dan lahan, restorasi ekosistem gambut, konservasi keanekaragaman hayati, serta penguatan peran masyarakat melalui perhutanan sosial dan penegakan hukum.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa implementasi RBC yang didukung Pemerintah Kerajaan Norwegia telah menghasilkan kontribusi signifikan. Hingga tahap keempat, skema ini telah mencatat pengakuan penurunan emisi sebesar 43,2 juta ton CO₂e untuk periode 2016/2017 hingga 2019/2020, dengan total nilai setara 216 juta dolar AS, atau 13,1% dari pengurangan emisi bersih Indonesia pada periode tersebut.
Dana tersebut telah disalurkan kepada 19 Implementing Partner RBC-1 dan 33 Implementing Partner RBC-2 & 3 serta 383 kelompok Masyarakat penerima Small Grant, yang melaksanakan aksi mitigasi di tingkat provinsi dan tapak.
Namun demikian, Haruni mengingatkan perlunya percepatan. Menurutnya, harus menjadi pemicu bagi seluruh Implementing Partner untuk mengidentifikasi kendala, mempercepat eksekusi kegiatan, serta memastikan tidak hanya serapan anggaran, tetapi juga dampak nyata dari aksi mitigasi.
“Implementing Partner bukan hanya berkewajiban mencapai target anggaran, tetapi juga harus menunjukkan dampak nyata bagi penurunan emisi dan keberlanjutan lingkungan,” tegas Haruni.
Pertemuan Monev ini juga menjadi ruang penting untuk berdialog, mendiskusikan progres, serta merumuskan solusi terhadap tantangan implementasi. Pada kesempatan itu Haruni juga mengapresiasi kerja keras para mitra pelaksana dan pemangku kepentingan di Regional Sumatera, seraya menegaskan bahwa keberhasilan agenda FOLU Net Sink 2030 sangat ditentukan oleh kolaborasi mutipihak dan tata kelola yang kredibel.
Turut hadir dalam acara tersebut Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kepala Biro Perencanaan Kemenhut, Kepala Dinas LHK Provinsi Riau, Penasehat Ahli OMO FOLU Net Sink 2030, serta seluruh Implementing Partner RBC Regional Sumatera. ***