MORE ARTICLES

Dorong Kinerja Pemanfaatan Rotan, KLHK Jembatani Sinergi Produsen dan Industri Hulu-Hilir

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjembatani interaksi antara produsen rotan mentah dan setengah jadi dengan industri pengolahan lanjutan untuk mendorong kinerja pengelolaan rotan nasional.

Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan KLHK Ristianto Pribadi menjelaskan bahwa industri rotan di Indonesia merupakan salah satu industri hasil hutan bukan kayu yang potensial berkelanjutan, mengingat ketersediaan bahan baku rotan di dalam negeri yang cukup besar

“Diperkirakan sekitar 80% bahan baku rotan yang digunakan oleh industri di seluruh dunia setiap tahunnya berasal dari Indonesia,” kata dia saat Pembukaan Temu Usaha Pengolahan Hasil Hutan Rotan di Cirebon, Jumat, 6 September 2024.

Baca juga: Tingkatkan Daya Saing Industri Pengolahan Rotan, Kemenperin Dorong Optimalisasi Rantai Pasok

Rotan adalah bahan baku industri yang berasal dari dalam dan di sekitar kawasan hutan yang bisa terurai, sehingga produk olahan yang dihasilkan dari rotan tergolong ramah terhadap lingkungan. 

Industri pengolahan rotan dan produk-produk olahannya menjadi salah satu komoditas perdagangan yang sangat penting bagi Indonesia. Peredaran produksi hasil hutan rotan tahun 2023 didominasi berasal dari Provinsi Sumatera Barat (48,19%), Sulawesi Tengah (22,92%), Aceh (15,81%) dan Kalimantan Tengah (1,63%). 

Dalam dua tahun terakhir, kinerja ekspor produk berbahan baku rotan mengalami penurunan sebesar 54,92% yang semula 64.980 Ton pada tahun 2021 menjadi 35.690 Ton pada tahun 2023.

Penurunan ini, kata Ristianto yang akrab dipanggil Tito juga berdampak kepada produksi rotan mentah dan rotan setengah jadi yang pasarnya bergantung kepada industri lanjutan pengolahan produk berbahan baku rotan.  

Di sisi lain, industri pengolahan rotan di negara pesaing Indonesia seperti Tiongkok, Vietnam, Malaysia dan Filipina sudah bangkit dan berkembang. Selain itu produk olahan dari rotan sintetis semakin memperburuk produksi rotan di Indonesia. 

Oleh karena itu, lanjut Tito, pihaknya menggelar Temu Usaha Pengolahan Hasil Hutan Rotan untuk menjembatani dan membuka peluang interaksi antara Produsen rotan mentah dan setengah jadi dengan industri lanjutan berbahan baku rotan. 

Read also:  Paiton Energy-Fahutan UGM Kerja Sama Kembangkan Hutan Energi dan Nilai Ekonomi Karbon

Pada pertemuan ini juga akan dibahas isu-isu strategis yang dihadapi oleh industri pengolahan rotan baik industri hulu maupun hilir, terutama untuk merumuskan langkah-langkah konkrit menciptakan pasar dan efisiensi pengelolaan hulu-hilir rotan dalam meningkatkan kinerja dan keberlanjutan pengelolaan rotan secara nasional.

Baca juga: Gelam Potensial Gantikan Akasia pada HTI Gambut, Guru Besar UGM: Produktivitas Tinggi dan Tahan Genangan

“Melalui temu usaha ini diharapkan akan diperoleh masukan atas permasalahan yang dihadapi industri hulu-hilir rotan, membangun sinergi dan kolaborasi antara pemangku kepentingan hulu dan hilir serta mampu merumuskan rekomendasi kebijakan dan tindakan konkret untuk memfasilitasi peningkatan kinerja industri pengolahan rotan terutama  tata kelola pengolahan rotan,” kata Tito.

Temu Usaha  Pengolahan Hasil Hutan Rotan ini turut dihadiri perwakilan dari Kementerian Kooridnator Bidang Maritim dan Investasi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas-dinas terkait, Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI), Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) serta Perkumpulan Petani, Pedagang, dan Industri Rotan Kalimantan (PEPPIRKA). ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...