Dari Hulu ke Hilir, Kementan dan Starbucks Kembangkan Ekosistem Kopi Berkelanjutan

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Starbucks Coffee Company untuk memperkuat ekosistem kopi nasional berbasis keberlanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Penandatanganan tersebut menandai komitmen kedua pihak memperbaiki produktivitas, memperluas akses teknologi, dan memastikan rantai pasok kopi Indonesia tetap berdaya saing di pasar global.

Plt Direktur Jenderal Perkebunan Abdul Roni Angkat menyatakan kerja sama ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kapasitas petani kecil.

“Pemerintah mengambil langkah strategis untuk memberdayakan petani kopi, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi kopi global. Kami bangga dapat bermitra dengan Starbucks yang konsisten mendukung petani Indonesia,” kata dia, saat penandatanganan MoU di Jakarta, Senin (2/12/2025).

Read also:  Perkuat Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Kemenhut dan Kemenkop Teken MoU

Program kemitraan bertajuk TEKAD (Tani, Ekspor, Kopi, Ajar, dan Dana) akan berjalan hingga 2027.

Starbucks berkomitmen mendukung empat kolaborasi utama, yakni donasi benih dan bibit, pengembangan pelatih agronomi, donasi peralatan pengolahan kopi hemat air, serta uji coba pengendalian hama biologis di Aceh.

Program diterapkan di sejumlah sentra kopi seperti Aceh, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan.

Presiden Starbucks Asia Pasifik Chanda Beppu menegaskan Indonesia merupakan mitra strategis bagi perusahaan. “Setelah lebih dari lima dekade membeli kopi dari kepulauan Indonesia, MoU ini menjadi tonggak penting dalam kemitraan jangka panjang kami dengan komunitas petani,” ujarnya.

Read also:  Kemenhut Tegaskan Kayu Hanyut Pascabanjir Dapat Dimanfaatkan Terbatas untuk Pemulihan: Tata Kelola Harus Tertib

General Manager Starbucks Farmer Support Center, Masyitah Daud, menambahkan bahwa pusat pelatihan agronomi di Sumatra telah menjangkau ribuan petani sejak 2021, termasuk distribusi jutaan benih dan penguatan kelembagaan petani.

MoU ini juga melibatkan Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICCRI). Kepala ICCRI Dini Astika Sari menyebut pihaknya berperan dalam pengembangan teknologi kopi berkelanjutan, mulai dari peningkatan bahan tanam, pengendalian hama berbasis hayati, hingga praktik pengolahan rendah emisi.

Kementan menyebut kolaborasi tersebut mendukung prioritas nasional pengembangan kopi, termasuk peningkatan produktivitas perkebunan rakyat, adopsi budidaya ramah lingkungan, kemitraan petani–industri, serta keterlibatan generasi muda.

Read also:  Degradasi Hutan Menurun, Namun Tantangan Pengelolaan Dinilai Masih Berat

Pemerintah juga mendorong penguatan riset dan hilirisasi melalui diversifikasi produk, peningkatan sertifikasi mutu, serta perluasan akses ke pasar premium agar petani memperoleh nilai tambah lebih besar.

Kerja sama ini sejalan dengan Program ABT Kementan tahun 2025–2026 yang menargetkan pengembangan kawasan kopi seluas 99.500 hektare dan penyediaan 99,5 juta benih unggul.

Kementan berharap kemitraan dengan sektor swasta seperti Starbucks mampu memperkuat ketahanan petani terhadap perubahan iklim, membuka akses teknologi dan pasar bernilai tinggi, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga petani di sentra-sentra kopi Indonesia. ***

LATEST STORIES

MORE ARTICLES

Menhut Terbitkan Permenhut 27/2025, Atur Pemanfaatan Energi hingga Karbon di Kawasan Konservasi

Ecobiz.asia — Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor 27 Tahun 2025 tentang Pemanfaatan Jasa Lingkungan pada Kawasan Suaka Alam,...

Perkuat Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Kemenhut dan Kemenkop Teken MoU

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Kementerian Koperasi (Kemenkop) menandatangani Nota Kesepahaman untuk memperkuat kelembagaan usaha dan kapasitas sumber daya manusia koperasi di sektor...

Kemenhut Tegaskan Kayu Hanyut Pascabanjir Dapat Dimanfaatkan Terbatas untuk Pemulihan: Tata Kelola Harus Tertib

Ecobiz.asia - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegaskan bahwa kayu-kayu yang terbawa banjir di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat merupakan sampah spesifik...

Degradasi Hutan Menurun, Namun Tantangan Pengelolaan Dinilai Masih Berat

Ecobiz.asia — Degradasi hutan Indonesia tercatat mulai menurun berdasarkan statistik kehutanan terbaru. Pada 2022–2023, laju kerusakan hutan tropis mencapai 121 ribu hektare per tahun. Meski...

Dorong Ekosistem Industri Rempah, Indonesia Luncurkan Peta Jalan Hilirisasi Rempah 2025–2045

Ecobiz.asia – Kementerian PPN/Bappenas meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Rempah 2025–2045 yang mencakup komoditas pala, lada, cengkih, kayu manis, vanili, dan temulawak sebagai langkah strategis...

TOP STORIES

Gandeng Kelompok Tani, Pertamina Hulu Mahakam Rehabilitasi 345 Hektare DAS

Ecobiz.asia – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Wilayah Kalimantan Sulawesi merehabilitasi Daerah Aliran...

Indonesia Opens Access to Performance-Based REDD+ Carbon Financing Through ART-TREES

Ecobiz.asia — Indonesia’s Ministry of Forestry (Kemenhut) has opened opportunities for subnational governments to access performance-based REDD+ carbon financing through the ART-TREES mechanism, as...

Berkas Lengkap, Gakkum Kehutanan Segera Bawa 4 Tersangka Perambahan Tahura Jadi Sawit di Jambi ke Persidangan

Ecobiz.asia — Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Kehutanan Wilayah Sumatera menuntaskan penanganan kasus perambahan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Orang Kayo Hitam (OKH) di Kabupaten...

Bakal Rugikan Petani, POPSI Tolak Wacana Kenaikan Pungutan Ekspor Sawit untuk Program B50

Ecobiz.asia — Perkumpulan Organisasi Petani Sawit Indonesia (POPSI) menolak wacana kenaikan pungutan ekspor (PE) kelapa sawit pada 2026 yang dikaitkan dengan rencana peningkatan mandatori...

PetroChina Sukses Rehabilitasi 34 Hektare DAS di Jambi, Tingkat Keberhasilan Vegetasi Capai 95 Persen

Ecobiz.asia — SKK Migas–PetroChina International Jabung Ltd. menyelesaikan rehabilitasi lahan seluas 34 hektare di Kawasan Hutan Lindung Gambut (HLG) Londerang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,...