Ecobiz.asia – PT Pertamina International Shipping (PIS) bersama Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) kembali menghadirkan layanan kesehatan terapung melalui Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II untuk masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Kapal kini beroperasi di Waigeo Utara, Papua Barat Daya, sejak 10 Juni hingga Agustus 2025, dengan target melayani hingga 10.000 warga dari tujuh distrik secara gratis.
Kapal medis ini dilengkapi fasilitas lengkap seperti ruang operasi mayor, IGD, ruang bersalin, laboratorium, radiologi, ruang rawat inap, dan 9 klinik spesialis.
Sebanyak 35 tenaga medis bertugas penuh, termasuk dokter spesialis kebidanan, anak, bedah, dan penyakit dalam. Selama 20 hari pertama, lebih dari 1.300 pasien telah ditangani, termasuk dua kasus operasi caesar darurat yang menyelamatkan ibu dan bayi.
Baca juga: Upaya Dekarbonisasi PIS untuk Mengejar Target Nol Emisi Karbon
Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron, menyatakan kolaborasi ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan “BerSEAnergi untuk Laut”. “Kami melihat kesamaan misi dengan doctorSHARE, yaitu menghadirkan manfaat bagi masyarakat lewat laut. Ini bukan sekadar pengangkutan energi, tapi juga pengabdian,” ujarnya, Sabtu (6/7/2025).
Baron menambahkan, program ini adalah kelanjutan dari kerja sama serupa di Sorong pada 2023 dan sejalan dengan pilar sosial CSR PIS, yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui akses kesehatan, selain lingkungan dan pendidikan.
Ketua Yayasan Dokter Peduli, Tutuk Utomo, mengapresiasi peran aktif PIS dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan di daerah terpencil. “Kerja sama ini bukan sekadar penyediaan fasilitas, tapi sinergi yang menyelamatkan nyawa dan memberi harapan di pelosok timur Indonesia,” ujar Tutuk.
Menurutnya, keberadaan rumah sakit kapal sangat krusial di wilayah dengan keterbatasan akses layanan kesehatan. Salah satu kasus yang ditangani adalah operasi caesar terhadap ibu dengan janin terlilit tali pusat, yang kemungkinan selamatnya sangat kecil jika tidak segera ditangani.
Baca juga: Perkuat Pelayanan Pelabuhan untuk Angkutan Energi, PIS dan Pelindo Perpanjang Kerja Sama
Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II memiliki luas 900 m² dengan kapasitas 21 tempat tidur rawat inap, dua ruang bedah mayor, ruang bersalin, serta fasilitas laboratorium, bank darah, dan IGD.
Program ini selaras dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang diusung PIS dan mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 3 (kesehatan), 10 (pengurangan kesenjangan), 14 (kehidupan laut), dan 17 (kemitraan).
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, secara terpisah menyatakan dukungan penuh terhadap kolaborasi ini. “Ini bukti nyata komitmen Pertamina melalui Subholding PIS dalam mendukung program pemerintah, bahkan hingga menjangkau wilayah 3T di Papua,” ujar Fadjar.
Ia menegaskan bahwa Pertamina terus menjunjung tata kelola yang etis dan mendorong penerapan ESG, termasuk pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan.
Melalui program ini, PIS menunjukkan bahwa kapal tak hanya menjadi alat angkut energi, tapi juga sarana pelayanan publik yang menjangkau langsung kebutuhan dasar masyarakat di wilayah paling terpencil di Indonesia.