Ecobiz.asia – Universitas Gadjah Mada (UGM) saat ini sedang melakukan riset pengembangan hidrogen hijau sebagai energi baru yang rendah karbon dan ramah lingkungan.
Peneliti hidrogen dari Fakultas Teknik Universita Gadjah Mada, Prof Deendarlianto mengatakan hidrogen bisa digunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar fosil karena energi yang dihasilkan bisa sangat besar tanpa menghasilkan jejak karbon atau limbah lingkungan.
“Hidrogen bisa menjadi pengganti bahan bakar pengganti bahan bakar di berbagai sektor, contohnya seperti sektor transportasi dan pembangkit listrik,” kata Deendarlianto dikutip dari laman UGM, Minggu, 15 September 2024.
Deen, demikian ia akrab disapa, menyampaikan bahwa penelitian terkait Hidrogen yang dilakukannya bersama tim merupakan sebuah proyek kolaborasi yang dibiayai pemerintah serta beberapa pihak dari industri seperti PLN dan Pertamina.
Proyek ini juga diikuti oleh berbagai Universitas yang tidak hanya berasal dari Indonesia namun juga mancanegara , seperti UI, ITS, NTU, serta universitas Groningen dari Belanda.
Pada proyek kolaborasi ini, fokus utama dari penelitian ini terkait dengan produksi green hydrogen, dimana hidrogen jenis ini merupakan jenis hidrogen yang diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan.
“Kita juga tengah memimpin program riset terkait metode penyimpanan dari Hidrogen itu sendiri,” katanya.
Meski baru dalam tahap riset dan pengembangan, menurut Deen, sejauh ini riset ini sudah menunjukkan hasil yang cukup signifikan.
Dia menjelaskan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah terkait penyimpanan hidrogen dalam rangka memastikan supaya hidrogen yang disimpan tidak boleh bocor atau keluar. Sebab jika hidrogen yang bertemu dengan oksigen bisa menimbulkan kerusakan yang tidak diinginkan.
Selain itu, permasalahan lain yang menjadi perhatian adalah proses perlakuan dari hidrogen yang cukup rumit dan juga kekhawatiran terkait apakah alat-alat yang digunakan mampu menanggung beban penyimpanan dari hidrogen itu sendiri.
Dalam penelitian metode penyimpanan hidrogen ini, Deen juga melibatkan banyak mahasiswa dari S3, S2 maupun S1. Selain itu beliau juga melibatkan mahasiswa dari Universitas lain, yaitu Universitas Udayana dalam kegiatan MBKM Riset.
Terlepas dari proses penelitiannya yang rumit, imbuhnya, apabila penelitian hidrogen ini bisa diaplikasikan maka akan banyak memberikan manfaat banyak sekali dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya, hidrogen dapat digunakan di berbagai sektor, tidak hanya sektor energi saja, namun berbagai sektor yang lain.
“Aplikasi hidrogen dapat dilakukan di banyak sekali sektor di dunia kedepan, tidak hanya sektor energi namun sektor industri, sektor transportasi dan juga sektor kelistrikan,” tegasnya.
Saat ini Deen tengah melanjutkan risetnya dalam rangka menemukan metode penggunaan hidrogen yang lebih murah dan terjangkau. “Perhatian untuk kedepannya adalah menghasilkan produksi yang cepat murah dan berkapasitas tinggi,” ungkapnya.
Deen berharap pemerintah tetap mendorong dan berkomitmen dalam mendukung penelitian pengembangan energi hidrogen di tanah air karena potensial sebagai sumber bersih dan terbarukan yang nantinya bisa diaplikasikan secara massif. ***