Ecobiz.asia — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan kebutuhan lebih dari 6,2 juta tenaga kerja hingga 2030 untuk mendukung agenda hilirisasi dan transisi energi nasional.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa transformasi sektor energi membutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan terampil di bidang energi baru terbarukan, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi, serta geologi dan mineral.
“Kita harus menyiapkan SDM yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan lapangan kerja. Kampus juga perlu menyesuaikan kurikulum agar tidak menghasilkan lulusan yang tidak relevan,” kata Bahlil dalam sambutannya pada pembukaan Human Capital Summit (HCS) 2025 di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Baca juga: Perluas Akses Energi Terbarukan, Kementerian ESDM Luncurkan Patriot Energi Angkatan IV
Bahlil mengungkapkan saat ini terdapat 3.746 jenis pekerjaan di sektor ESDM, di antaranya 487 jenis pekerjaan baru yang muncul seiring dengan pengembangan energi bersih dan proses hilirisasi industri.
Ia menekankan bahwa tiga tugas utama Kementerian ESDM yaitu meningkatkan lifting minyak dan gas bumi, mempercepat hilirisasi, serta mendorong transisi energi hanya bisa terlaksana jika didukung tenaga kerja yang memadai.
“Dalam Pemerintahan Presiden Prabowo nanti, kami akan terus mencari cara-cara kreatif untuk menciptakan peluang kerja baru bersama pemangku kepentingan dan pelaku usaha,” ujarnya.
Baca juga: ESG Jadi Fokus Global, Freeport Kembangkan Kolaborasi Universitas dan Proyek Mangrove
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM Prahoro Yulijanto Nurtjahyo menambahkan bahwa dokumen kebijakan pengembangan SDM sektor ESDM telah disusun untuk menjadi panduan dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Dokumen tersebut, katanya, bertujuan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menyusun strategi pengembangan tenaga kerja guna mempercepat hilirisasi dan ketahanan energi di Indonesia. ***