Ecobiz.asia — Global Energy Alliance for People and Planet (The Alliance) dan Konservasi Indonesia (KI) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mempercepat penerapan energi bersih di kawasan pesisir Indonesia.
Kerja sama ini bertujuan memperluas akses energi terbarukan, meningkatkan kesejahteraan nelayan, serta memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.
Penandatanganan MoU dilakukan di sela acara AsiaXchange 2025 di Jakarta, menandai kolaborasi strategis antara kedua lembaga dalam menghadirkan solusi energi terbarukan yang berkontribusi ganda yaitu menjaga keberlanjutan sumber daya laut sekaligus mendorong ekonomi pesisir.
Senior Vice President dan Executive Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany, mengatakan kerja sama ini merupakan langkah nyata menuju transformasi energi yang inklusif dan berkeadilan.
“Melalui kerja sama ini, kami ingin menunjukkan bahwa energi bersih dapat memperkuat pemberdayaan masyarakat sekaligus melindungi alam. Dengan energi terbarukan, biaya operasional nelayan dapat ditekan, hasil tangkapan lebih berkualitas, dan ekosistem laut tetap terjaga,” ujarnya, dikutip Kamis (9/10/2025).
Sementara itu, Woochong Um, CEO Global Energy Alliance for People and Planet, menegaskan bahwa kemitraan ini mencerminkan komitmen The Alliance untuk menghadirkan solusi energi bersih yang berpihak pada masyarakat.
“Transisi energi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang menempatkan manusia dan keberlanjutan planet sebagai inti dari prosesnya. Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin transformasi energi bersih di kawasan ini,” katanya.
Melalui kemitraan ini, The Alliance akan memperluas jangkauan program transisi energi bersih ke wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terutama dengan menghadirkan listrik tenaga surya sebagai pengganti mesin diesel yang mahal dan mencemari lingkungan.
Fokus utama program ini adalah mendorong konversi sistem energi berbasis bahan bakar fosil di sektor perikanan menuju teknologi terbarukan yang lebih efisien dan rendah emisi.
Teknologi yang dikembangkan mencakup lampu penangkap ikan hemat energi, mesin pembuat es bertenaga surya, dan fasilitas penyimpanan ikan skala kecil untuk membantu nelayan menjaga kualitas hasil tangkapan, memperpanjang masa simpan, serta meningkatkan nilai jual ikan di pasar.
Kedua organisasi juga akan mengkaji pengembangan perahu bertenaga surya dan sistem transportasi ramah lingkungan untuk menekan biaya operasional dan emisi di sektor perikanan.
Sebagai mitra lokal, Konservasi Indonesia akan memastikan penerapan pendekatan berbasis masyarakat melalui studi kelayakan awal (prefeasibility study) yang menargetkan 20 desa di Maluku sebagai lokasi proyek percontohan. Wilayah tersebut dipilih karena memiliki potensi tinggi dalam perikanan berkelanjutan, terutama nelayan tuna dan cakalang.
Selain di tingkat komunitas, kolaborasi ini juga mencakup studi teknis dan analisis sosial-ekonomi guna mengidentifikasi solusi efektif di bidang energi terbarukan, konservasi laut, dan kesejahteraan masyarakat. Keduanya juga akan mengembangkan skema pembiayaan hijau inovatif, termasuk pemanfaatan potensi kredit karbon, untuk memastikan keberlanjutan program. ***