Menteri LH Tegaskan Pentingnya Pasar Karbon yang Berkeadilan dan Dukung Kesejahteraan Lokal

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa pembangunan pasar karbon internasional harus menjunjung tinggi prinsip keadilan, kedaulatan negara, dan semangat kolaboratif. 

Hal ini disampaikannya dalam peluncuran Coalition to Grow Carbon Market (CGCM), di mana Indonesia hadir sebagai negara undangan utama, di London, Inggris, Selasa (24/6/2025).

Menurut Menteri Hanif, pasar karbon bukan semata urusan ekonomi, tetapi juga menyangkut moralitas dan keadilan iklim global. 

Baca juga: Indonesia Miliki Potensi 201 Juta Ton Kredit Karbon dari Sektor Kehutanan, Kualitas Proyek Menentukan

Ia menekankan bahwa pasar karbon harus menjadi sarana untuk memperkuat kesejahteraan masyarakat lokal dan mendukung pencapaian target mitigasi perubahan iklim nasional.

Read also:  Indonesia Kaji Implementasi Nesting REDD+ untuk Perkuat Tata Kelola Karbon Hutan

“Upaya membangun pasar karbon global harus didasarkan pada keadilan dan semangat saling melengkapi antarnegara. Ini bukan hanya tentang perdagangan, tetapi tentang memperjuangkan kehidupan manusia dan keberlanjutan bumi,” tegas Hanif.

Hanif menyoroti peran penting pasar karbon sukarela (voluntary carbon market/VCM) dalam mengisi kesenjangan kapasitas antarnegara dan antaraktor. 

Ia menyebut bahwa VCM harus diarahkan untuk memperkuat pelaku di tingkat tapak—khususnya masyarakat adat, komunitas lokal, dan para pelaksana aksi iklim di lapangan.

Read also:  Kemenhut Perkuat Implementasi FOLU Net Sink 2030 di Sumatera, Fokus pada Penurunan Emisi

“Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku pasar sangat diperlukan untuk menyiapkan transisi menuju pasar karbon global yang terintegrasi, adil, dan berpihak pada kepentingan masyarakat lokal,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan perlunya konsolidasi peran negara dalam pelaksanaan NDC dan menyampaikan keprihatinan atas proyek-proyek karbon yang berjalan secara parsial dan tidak terkait langsung dengan prioritas nasional.

“Seluruh pemangku kepentingan harus mengedepankan kolaborasi strategis, berdasarkan rencana nasional yang mengintegrasikan manfaat iklim dengan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: Terima VERRA dan ICVCM, Menhut Mau Selaraskan Metodologi dan Pastikan Integritas Karbon

Menteri Hanif menilai bahwa skema perdagangan karbon tidak boleh didominasi oleh pendekatan pasar semata, melainkan juga mempertimbangkan dimensi sosial dan lingkungan. 

Read also:  Pertama di Asia, Climate Impact Partners Daftarkan Proyek Karbon Restorasi Bambu Pakai Metodologi Verra

Indonesia, katanya, terus memperkuat posisinya melalui kerangka kerja nasional yang mendukung integritas, transparansi, dan kedaulatan.

Ia pun menyambut pembentukan CGCM sebagai langkah awal penting untuk membangun kepercayaan dan menyusun kerangka kerja kolaboratif yang mendorong keselarasan aksi global terhadap target Persetujuan Paris.

“Indonesia mendukung kerja sama internasional yang saling menghormati dan saling melengkapi, demi memperbaiki iklim bumi dan mewujudkan kemakmuran bagi seluruh umat manusia,” tutup Hanif. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Individu Bisa Ikutan, PalmCo Jual Kredit Karbon Mulai Rp150 Ribu per Ton

Ecobiz.asia – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV PalmCo, subholding PTPN III (Persero), membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk ikut serta dalam aksi penyelamatan lingkungan...

Perhutanan Sosial Bisa Cuan dari Bisnis Karbon, Begini Caranya

Ecobiz.asia – Skema perhutanan sosial dinilai memiliki peluang besar untuk masuk ke bisnis perdagangan karbon. Penasihat Utama Menteri Kehutanan, Silverius Oscar Unggul, mengatakan hutan tidak...

OJK-Kemenhut Sepakat Dorong Akses Permodalan Perhutanan Sosial, Kembangkan Potensi Karbon

Ecobiz.asia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) meneken nota kesepahaman strategis untuk memperkuat sinergi antara sektor keuangan dan kehutanan, dengan fokus...

Kemenhut Perkuat Pencegahan Kebakaran Hutan untuk Jaga Kredibilitas Kredit Karbon

Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan menegaskan bahwa pencegahan kebakaran hutan menjadi kunci menjaga kredibilitas pasar karbon global. Pernyataan ini disampaikan Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan Iklim,...

Negosiasi MRA Karbon dengan Verra Alot, Wamen LH Beberkan Penyebabnya

Ecobiz.asia – Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono mengungkap proses negosiasi Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan lembaga pengembangan standar karbon internasional Verra berlangsung alot. Meski...

TOP STORIES

Punya PLTMH dan Wisata Edukasi, Rantau Dedap Jadi Desa Energi Berdikari

Ecobiz.asia - PT Pertamina (Persero) meresmikan program Desa Energi Berdikari (DEB) di Rantau Dedap, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dengan menghadirkan fasilitas energi bersih...

Hari Pelanggan Nasional, Pertagas Tegaskan Komitmen Energi Bersih dan Layanan Prima

Ecobiz.asia — PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina, menegaskan komitmen menghadirkan energi bersih dan layanan prima bagi pelanggan industri, UMKM, hingga...

Indonesia sees healthy watersheds as cornerstone of climate policy, carbon markets

Ecobiz.asia – Keeping Indonesia’s watersheds healthy is critical to tackling climate change and unlocking green finance through the country’s carbon pricing scheme, officials said...

DAS Sehat Jadi Kunci Mitigasi Iklim dan Nilai Ekonomi Karbon

Ecobiz.asia – Menjaga kesehatan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu strategi utama untuk mengatasi perubahan iklim sekaligus membuka peluang pembiayaan hijau melalui Nilai...

Elnusa Gelar Khitanan Massal untuk 75 Anak di Kabupaten PALI

Ecobiz.asia – PT Elnusa Tbk (ELNUSA) menggelar program tanggung jawab sosial bertajuk Sehat Bersama, Harmonis & Terpadu Edukasi (SEHATI) melalui kegiatan khitanan massal di...