MORE ARTICLES

Indonesia dan UEA Umumkan Dua Proyek Baru Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan dua proyek baru pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung sebagai bagian dari kerja sama strategis dalam pengembangan energi bersih. 

Pengumuman ini disampaikan usai pertemuan bilateral antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Abu Dhabi, Rabu (9/4/2025).

Melalui keterangan resmi Sekretariat Kabinet RI, disebutkan bahwa terdapat delapan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani dalam pertemuan tersebut. 

Baca juga: PLTS Terapung Karangkates Bakal Berkapasitas 129 MWp, Pangkas Emisi 180 Ton CO2 per Tahun

Di antara kesepakatan itu, dua di antaranya menyoroti kolaborasi di sektor energi terbarukan, khususnya pengembangan PLTS terapung.

Kesepakatan pertama mencakup perluasan kapasitas PLTS terapung Cirata di Jawa Barat. 

Proyek ini sebelumnya telah mulai beroperasi sejak 2023 dengan kapasitas terpasang sebesar 192 megawatt peak (MWp). Dikelola oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE)—perusahaan patungan antara PT PLN Nusantara Renewables dan Masdar—proyek Cirata direncanakan akan dikembangkan secara signifikan dengan target kapasitas melebihi 1.000 MWp. 

Baca juga: Pemerintah Akselerasi PLTS Terapung, Optimalkan Potensi Energi Surya 3.294 GW

Pengembangan ini akan memanfaatkan potensi Waduk Cirata seluas 6.200 hektar.

Sementara itu, MoU kedua melibatkan kerja sama antara PT PLN (Persero) dan Abu Dhabi Future Energy Company PJSC–Masdar untuk membangun PLTS terapung baru di Waduk Jatigede, Jawa Barat, dengan kapasitas 100 MW. 

Proyek ini merupakan bagian dari program Hijaunesia 2023 yang diinisiasi PLN untuk mendorong pengembangan energi surya hingga mencapai total 500 MW.

Dalam upaya memperluas portofolio energi bersih nasional, PLN juga tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah mitra strategis untuk proyek Jatigede. Selain Masdar, perusahaan energi asal Arab Saudi, ACWA Power, disebut sebagai salah satu kandidat utama.

***

Read also:  Baru 39,01 Persen Terkelola, KLH Reformasi Total Sistem Pengelolaan Sampah Nasional

TOP STORIES

MORE ARTICLES

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...

Produksi Ethanol Nasional Terancam Imbas Kesepakatan Tarif Indonesia-AS, Implementasi E5 di Ujung Tanduk

Ecobiz.asia - Kesepakatan perdagangan antara Indonesia-Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump mengancam produksi ethanol di tanah air. Kesepakatan tersebut membebaskan bea masuk ethanol asal AS...