Delegasi Indonesia Perjuangkan Pendanaan Iklim 1,3 Triliun Dolar AS di Konferensi Iklim COP30

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan pendanaan iklim sebesar 1,3 triliun dolar AS per tahun dari negara maju ke negara berkembang pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30 UNFCCC) yang akan digelar di Belém, Brazil, pada 10–21 November 2025.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menyatakan bahwa janji pendanaan iklim yang telah disepakati sejak Copenhagen 2009 masih jauh dari realisasi.

“Sejak awal dijanjikan 30 miliar dolar per tahun, lalu meningkat menjadi 100 miliar dolar per tahun hingga 2020. Faktanya, realisasi baru mulai terlihat pada 2022 dan jumlahnya pun masih jauh dari yang dijanjikan. Kini komitmen global harus ditingkatkan menjadi 1,3 triliun dolar per tahun,” tegas Diaz usai Kick-off Meeting Persiapan Delegasi Indonesia untuk COP30 di Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Read also:  Indonesia Resmi Luncurkan Standar Pengungkapan Keberlanjutan, Jadi Landasan Insentif Fiskal Hijau

Diaz menjelaskan, agenda utama COP30 akan mencakup pendanaan iklim, transisi energi, kehutanan, pertanian berkelanjutan, ketahanan kota, serta pengembangan teknologi dan kapasitas.

Indonesia akan menekankan pentingnya realisasi Baku to Belém Roadmap menuju target 1,3 triliun dolar AS, sebagai dukungan nyata bagi negara berkembang dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) dan net zero emission 2060 atau lebih cepat.

Read also:  Gakkum Kehutanan Gerebek Tambang Emas Ilegal di Parigi Moutong, Sita Dua Ekskavator

Selain isu pendanaan, delegasi Indonesia juga akan mendorong transparansi dalam mekanisme global stocktake, sebuah evaluasi kolektif implementasi Paris Agreement, yang pada periode sebelumnya dinilai masih lemah.

Diaz menegaskan bahwa Indonesia akan membawa posisi nasional yang kuat melalui dokumen Second Nationally Determined Contribution (NDC) yang wajib disampaikan sebelum September 2025. Dokumen ini akan merinci target penurunan emisi gas rumah kaca periode 2031–2035.

“Kita akan pastikan men-submit Second NDC sebelum 20 September,” katanya.

Diaz berpesan agar Delegasi Indonesia dapat memastikan kepentingan nasional terjaga, dengan menekankan kebutuhan pendanaan, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas. Itu semua mutlak diperlukan agar negara berkembang bisa benar-benar melaksanakan transisi energi dan pembangunan berketahanan iklim.

Read also:  Fokus Tuntaskan 5.700 Desa Gelap, Menteri Bahlil: Cukup Saya yang Sekolah tanpa Listrik

Sebagai bagian dari penyelenggaraan COP30, Indonesia juga akan menghadirkan Paviliun Indonesia. Paviliun ini menjadi etalase diplomasi dan showcase aksi iklim nasional, menampilkan berbagai program pengurangan emisi, proyek energi terbarukan, inovasi kehutanan dan mangrove, pembiayaan karbon, serta praktik ekonomi hijau dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil.

Selain pameran, paviliun juga akan menggelar diskusi tematik, peluncuran laporan, hingga forum kemitraan internasional yang diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin regional dalam agenda iklim. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Indonesia Tawarkan Kolaborasi Strategis Pengelolaan Hutan dan Mangrove ke Sri Lanka

Ecobiz.asia – Indonesia siap berbagi pengetahuan dan memperkuat kerja sama dengan berbagai negara dan mitra internasional dalam pengelolaan hutan dan rehabilitasi mangrove untuk memperkuat...

Kemenhut Tangguhkan Proses Perizinan PBPH PT Sumber Permata Sipora di Kepulauan Mentawai

Ecobiz.asia - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) menegaskan, hingga saat ini PT Sumber Permata Sipora (PT SPS) di Pulau...

Karhutla di Bangkongan Ancam TN Gunung Leuser, Kemenhut Kerahkan Manggala Agni

Ecobiz.asia – Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan (Ditjen Gakkum) mengerahkan satu regu Manggala Agni dari Daops Sumatera I/Sibolangit, Sumatera Utara, untuk membantu pemadaman kebakaran...

Kemenhut Pindahkan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon ke JRSCA

Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memindahkan sebagian individu Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ke Javan Rhino Study and Conservation...

Akses Perhutanan Sosial Capai 8,32 Juta Ha, 1,42 Juta KK Terima Manfaat

Ecobiz.asia - Program Perhutanan Sosial adalah kebijakan strategis pemerintah untuk mendorong pengelolaan hutan berbasis masyarakat sekaligus memperkuat kemandirian bangsa. Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Siddiq...

TOP STORIES

Indonesia to pitch carbon credits at COP30 climate talks

Ecobiz.asia - Indonesia will use its national pavilion at the COP30 UN climate conference in Belém, Brazil, this November to market carbon credits to...

Indonesia’s Talks with Verra on Carbon Trading Deal Face Hurdles, Deputy Minister Says

Ecobiz.asia – Indonesia’s negotiations with international carbon standard-setter Verra over a Mutual Recognition Agreement (MRA) are facing hurdles as the two sides debate how...

Negosiasi MRA Karbon dengan Verra Alot, Wamen LH Beberkan Penyebabnya

Ecobiz.asia – Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono mengungkap proses negosiasi Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan lembaga pengembangan standar karbon internasional Verra berlangsung alot. Meski...

RI Pasarkan Kredit Karbon di Konferensi Iklim COP30, Manfaatkan Paviliun Indonesia

Ecobiz.asia – Indonesia akan memanfaatkan momentum konferensi perubahan iklim COP30 UNFCCC di Belém, Brasil, untuk memasarkan kredit karbon kepada pembeli internasional. Pemasaran itu akan dilakukan...

Sinar Mas dan EDC Filipina Jalin Kemitraan Strategis Kembangkan Energi Panas Bumi di Indonesia

Ecobiz.asia – PT DSSR Daya Mas Sakti, anak usaha tidak langsung PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang merupakan bagian dari grup Sinar Mas,...