Ecobiz.asia — Badan Pengelola Investasi (BPI) melalui PT Danantara Investment Management (Persero) menetapkan 24 perusahaan sebagai penyedia teknologi terpilih dalam Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) untuk proyek nasional Waste-to-Energy (WtE) tahap pertama.
Keputusan ini menandai dimulainya proses tender resmi pada 6 November 2025 untuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik di tujuh kota prioritas.
Managing Director Investment Danantara Indonesia Stefanus Ade mengatakan, dari lebih dari 200 perusahaan yang mendaftar hanya 24 yang lolos seleksi.
“Dari 24 DPT ini, kami minta untuk berpartner, membentuk konsorsium dengan pemain lokal, baik BUMN, BUMD, maupun swasta nasional. Mereka akan melakukan bidding masing-masing,” kata Stefanus di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Batch pertama proyek ini akan dilaksanakan di Bali, Bogor, Bekasi, Yogyakarta, Tangerang, Semarang, dan Medan, daerah yang telah menyiapkan lahan minimal lima hektare, memiliki kapasitas sampah lebih dari 1.000 ton per hari, serta didukung infrastruktur logistik memadai.
Stefanus menegaskan, Danantara memilih pemain global berpengalaman untuk memastikan eksekusi cepat dan andal. “Kita ajak pemain global yang memang punya pengalaman. Jadi, begitu dieksekusi, hasilnya bisa terukur dan tepat sasaran,” ujarnya.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menambahkan, nilai investasi setiap proyek diperkirakan Rp2,5–3 triliun, dengan total investasi tahap pertama mencapai Rp21 triliun. “Pada batch pertama, kita mulai di tujuh kota dari 33–34 kota yang ditargetkan,” katanya.
Seluruh perusahaan dalam DPT merupakan pemain asing dengan rekam jejak kuat di sektor teknologi ramah lingkungan. Meski demikian, mereka diwajibkan membentuk joint venture (JV) dengan mitra lokal untuk memastikan alih pengetahuan dan penguatan kapasitas nasional.
Proyek ini merupakan bagian dari implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan, yang menugaskan Danantara menunjuk Badan Usaha Pengembang dan Pengelola Pengolah Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Menjadi Energi Listrik (BUPP PSEL). PT PLN (Persero) akan membeli listrik yang dihasilkan dari fasilitas tersebut.
Setiap fasilitas WtE diproyeksikan menghasilkan 16–20 megawatt listrik terpasang, sekaligus membantu menekan emisi gas rumah kaca dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Dari 24 perusahaan yang lolos, sebagian besar berasal dari Tiongkok dan Jepang, termasuk nama besar seperti Mitsubishi Heavy Industries Environmental & Chemical Engineering, ITOCHU Corporation, China Everbright Environment Group, Dynagreen Environmental Protection Group, Veolia Environmental Services Asia, dan SUS Indonesia Holding Ltd. ***
Berikut daftar 24 Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) Pemilihan Mitra Kerja Sama BUPP PSEL:
1. Mitsubishi Heavy Industries Environmental & Chemical Engineering
2. ITOCHU Corporation
3. China Everbright Environment Group Limited
4. Kanadevia Corporation
5. PT MCC Technology Indonesia (MCC)
6. China National Environmental Protection Group Co., Ltd (CECEP)
7. GCL Intelligent Energy (Suzhou) Co., Ltd.
8. Chongqing Sanfeng Environment Group Corp., Ltd
9. Dynagreen Environmental Protection Group Co., Ltd
10. SUS Indonesia Holding Limited
11. Veolia Environmental Services Asia Pte. Ltd
12. Hunan Construction Engineering Group Co., Ltd
13. CEVIA Enviro Inc.
14. China Conch Venture Holding Limited
15. China TianYing Inc
16. PT Jinjiang Environment Indonesia
17. Wangneng Environment Co., Ltd
18. Zhejiang Weiming Environment Protection Co., Ltd
19. Beijing China Sciences Runyu Environmental Technology Co.,Ltd. (CSET)
20. Tianjin TEDA Environmental Protection Co., Ltd
21. Grandblue Environment Co., Ltd
22. Beijing GeoEnviron Engineering & Technology, Inc
23. Wuhan Tianyuan Group Co., Ltd
24. QiaoYin City Management Co., Ltd




