MORE ARTICLES

PT Weda Bay Nickel Jadi Lokasi Evaluasi Pengelolaan Tambang, Menteri LH Minta Percepatan Rehabilitasi

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Pengelolaan lingkungan di kawasan tambang PT Weda Bay Nickel (WBN) dinilai baik, namun masih terdapat area kritis yang memerlukan percepatan rehabilitasi untuk menjaga keseimbangan ekologis di wilayah pertambangan yang sensitif.

Penilaian tersebut muncul saat kunjungan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, ke lokasi tambang WBN di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Dalam tinjauannya, Menteri Hanif memantau langsung pengelolaan air tambang, sistem drainase, dan fasilitas insinerator limbah domestik perusahaan. 

Baca juga: Harita Nickel Lestarikan Keanekaragaman Hayati melalui Pemantauan Flora dan Fauna Endemik 

Salah satu titik yang menjadi perhatian adalah kolam pengendapan (settling pond) LDKR-02 di Blok Kao Rahai, yang dinilai berfungsi baik dalam menyaring air tambang sebelum dilepas ke lingkungan sekitar.

Menteri Hanif menyebut kejernihan air di kolam LDKR-02 sebagai indikasi bahwa pengelolaan limbah cair dilakukan secara serius dan dapat menjadi contoh bagi pengelolaan di lokasi tambang lainnya.

“Saya melihat pengelolaan airnya sudah cukup baik dan bisa menjadi contoh praktik positif di lokasi tambang lain,” ujar Hanif dalam siaran persnya, dikutip Sabtu (12/7/2025).

Dalam tinjauannya, Menteri Hanif juga menekankan pentingnya memulai rehabilitasi sedini mungkin, terutama pada area yang memiliki kapasitas retensi air rendah.

“Rehabilitasi tidak perlu menunggu seluruh lahan selesai ditambang. Kita harus segera menutup lahan terbuka dengan tanaman lokal yang cepat tumbuh dan mampu menahan erosi,” ujar Hanif.

PT WBN diketahui telah membuka sekitar 3.099 hektare dari total izin usaha pertambangan seluas 44.839 hektare sejak mulai beroperasi pada 2019. 

Baca juga: Tepis Kampanye Dirty Nickel, Guru Besar ITB Sebut Tambang di Indonesia Terapkan ESG

Berdasarkan analisis KLH/BPLH, sekitar 2.791 hektare di antaranya memiliki kemampuan resapan air yang rendah, sehingga memerlukan penguatan sistem drainase dan penutupan lahan untuk mencegah degradasi lingkungan.

Menteri Hanif juga mengamati fasilitas insinerator sampah domestik yang digunakan perusahaan untuk mengelola limbah rumah tangga dan operasional. 

Ia mengingatkan pentingnya pemantauan suhu, emisi, dan pengelolaan residu insinerator agar tetap sesuai dengan standar lingkungan yang berlaku.

Read also:  Pelantikan Pejabat Eselon I dan II Kementerian ESDM, Bahlil Lantik Achmad Muchtasyar Jadi Dirjen Migas

Baca juga: Peringati Bulan K3 Nasional, IWIP Tingkatkan Kesadaran Karyawan Soal Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT WBN telah memperbarui dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun 2024, serta memperoleh Surat Kelayakan Operasional (SLO) untuk blok Uni-Uni dan Biri-Biri. Pemantauan kualitas lingkungan dilakukan melalui sistem digital SPARING dan pelaporan berkala melalui platform SIMPEL yang dikelola KLH/BPLH.

Sebagai bagian dari pembinaan berkelanjutan, KLH/BPLH akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), sekaligus memberikan asistensi teknis guna mendorong penguatan sistem pemulihan lahan dan pelaporan lingkungan secara digital. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...