Menteri LH Beberkan Lima Penyebab Kebakaran Lahan, Soroti Land Clearing Perkebunan Sawit

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, memaparkan ada lima penyebab kebakaran lahan berdasarkan pengolahan data periode tahun 2015-2024. 

Data dipaparkan pada Rapat Koordinasi Teknis Pengendalian Kebakaran lahan pada lahan perkebunan kelapa sawit bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia dan Pemerintah Daerah, di Jakarta, Kamis (17/04/2025).  

Penyebab kebakaran lahan yang pertama adalah untuk penyiapan tanaman pertanian atau perkebunan.

Baca juga: Peluang Ekonomi Baru dari Nira Sawit, Potensial Saat Peremajaan Kebun

“Pertama, kebakaran lahan berkaitan untuk penyiapan tanaman pertanian dan perkebunan yang hari ini memasuki musimnya. Beberapa lokasi pada saat kami kunjungan ke lapangan sedang dilakukan kegiatan land clearing atau persiapan lapangan oleh sebagian besar masyarakat di daerah-daerah yang memiliki hutan,” ujar Hanif. 

Read also:  Pengakuan Hutan Adat Sering Terganjal di Daerah, Kemenhut Gandeng NGO untuk Percepat Proses

Penyebab kebakaran lahan berulang yang kedua adalah berulang dominan terjadi pada lahan konflik, idleland, dan absenteei  dimana pemilik lahan tidak berada di lokasi). “Adanya aktivitas aktivitas ilegal di lokasi open acces dapat menjadi penyebab kebakaran dari lokasi lain,” kata dia.

Penyebab kebakaran lahan lainnya adalah kondisi lahan terutama gambut yang pada musim kemarau menjadi kering sehingga sangat mudah terbakar. Oleh sebab itu Menteri Hanif meminta keseriusan pelaku usaha perkebunan yang mengelola lahan gambut untuk selalu menjaga kondisi lahannya tetap basah.

Menteri Hanif juga menyebut soal masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan bahaya kebakaran lahan. Pada beberapa daerah pembakaran lahan bahkan masih menjadi budaya.

Read also:  Ketahanan Energi Rentan, Penasehat Khusus Prabowo Dorong Nuklir Jadi Solusi Masa Depan

Baca juga: Menteri LH Pimpin Apel Siaga Kebakaran Lahan 2025: Kolaborasi Ciptakan Sistem Pencegahan yang Efektif

“Tingkat pengetahuan masyarakat yang belum tinggi terkait bahaya kebakaran lahan dan masih dianggap sebagai budaya, bahkan masih dalam beberapa undang-undang masih di-recognize,” ujar Menteri Lingkungan Hidup.

Menteri lingkungan hidup mengungkapkan penyebab kebakaran lahan yang terakhir yaitu tingkat respons dan partisipasi penanganan kejadian kebakaran lahan secara cepat di tingkat tapak masih sangat rendah. 

“Ini tentu di lapangan sebenarnya perlu kehati-hatian kita karena luasan ini kadang-kadang tidak bisa kita kendalikan. Kemudian tingkat merespons dan partisipasi penanganan kejadian kebakaran lahan secara tepat di tingkat daerah masih sangat rendah karena kapasitas SDM, kemudian peralatan, akses, ketersediaan air dan keterbatasan pendanaan” kata Menteri Kehutanan.

Read also:  Laode Sulaeman Resmi Jadi Dirjen Migas, Menteri ESDM Minta Fokus Tingkatkan Lifting

Pada kesempatan itu Menteri LH mengingatkan kepada pengusaha perkebunan sawit agar dapat mengidentifikasi dan mencegah terjadinya kebakaran di konsesinya.

Baca juga: Abler Nordic, Livelihoods Funds, Musim Mas, dan Temasek Foundation Luncurkan Inisiatif Keuangan Berkelanjutan untuk Perkebunan Sawit Ramah Lingkungan

“Analisis penyebaran dan penyebab kebakaran lahan berdasarkan fungsi tipologi keberadaan area terbakar di luar atau di dalam perizinan perkebunan izin usaha atau kegiatan menjadi pertimbang penting di dalam langkah mengkoordinasikan semua pihak untuk melakukan upaya pencegahan kebakaran dan lahan.” ujarnya. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

DAS Sehat Jadi Kunci Mitigasi Iklim dan Nilai Ekonomi Karbon

Ecobiz.asia – Menjaga kesehatan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu strategi utama untuk mengatasi perubahan iklim sekaligus membuka peluang pembiayaan hijau melalui Nilai...

Kemenhut dan Satgas PKH Musnahkan 360 Hektare Sawit Ilegal di TN Gunung Leuser

Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama Satgas Garuda Penertiban Kawasan Hutan (PKH) memulai langkah pemulihan ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dengan memusnahkan ratusan...

RAPIMNAS APHI Pilih Soewarso Sebagai Ketua Umum Usai Indroyono Soesilo Jadi Dubes AS

Ecobiz.asia - Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) 2025 menetapkan Dr. Soewarso sebagai Ketua Umum Pergantian Antar Waktu untuk masa bakti...

Link Download Permen LH No 8/2025 Tentang Balai Pengelolaan Ekosistem Gambut dan Mangrove (BPEGM)

Ecobiz.asia – Berikut ini adalah link download Peraturan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kerja...

KLH Bentuk Balai Pengelolaan Ekosistem Gambut dan Mangrove (BPEGM), Ini Tugasnya

Ecobiz.asia – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) resmi membentuk Balai Pengelolaan Ekosistem Gambut dan Mangrove (BPEGM), sebagai unit pelaksana teknis (UPT) yang...

TOP STORIES

Punya PLTMH dan Wisata Edukasi, Rantau Dedap Jadi Desa Energi Berdikari

Ecobiz.asia - PT Pertamina (Persero) meresmikan program Desa Energi Berdikari (DEB) di Rantau Dedap, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dengan menghadirkan fasilitas energi bersih...

Hari Pelanggan Nasional, Pertagas Tegaskan Komitmen Energi Bersih dan Layanan Prima

Ecobiz.asia — PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina, menegaskan komitmen menghadirkan energi bersih dan layanan prima bagi pelanggan industri, UMKM, hingga...

Indonesia sees healthy watersheds as cornerstone of climate policy, carbon markets

Ecobiz.asia – Keeping Indonesia’s watersheds healthy is critical to tackling climate change and unlocking green finance through the country’s carbon pricing scheme, officials said...

DAS Sehat Jadi Kunci Mitigasi Iklim dan Nilai Ekonomi Karbon

Ecobiz.asia – Menjaga kesehatan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu strategi utama untuk mengatasi perubahan iklim sekaligus membuka peluang pembiayaan hijau melalui Nilai...

Elnusa Gelar Khitanan Massal untuk 75 Anak di Kabupaten PALI

Ecobiz.asia – PT Elnusa Tbk (ELNUSA) menggelar program tanggung jawab sosial bertajuk Sehat Bersama, Harmonis & Terpadu Edukasi (SEHATI) melalui kegiatan khitanan massal di...