Ecobiz.asia – Rimba Collective, inisiatif konservasi berbasis pembiayaan jangka panjang yang dikelola oleh Lestari Capital, resmi memperluas jangkauan ke Filipina dengan meluncurkan proyek CultureLand.
Proyek ini akan melindungi 65.000 hektare hutan, memulihkan lahan terdegradasi, serta memberdayakan masyarakat adat di South Cotabato, Mindanao.
CultureLand dijalankan oleh Kennemer Eco Solutions (Keneco), perusahaan pengembang proyek karbon berbasis di Davao. Proyek ini diperkirakan akan menghasilkan dampak penurunan emisi sebesar 2,74 juta ton CO₂ dalam 25 tahun, sekaligus melindungi habitat penting bagi 29 spesies terancam punah, termasuk Elang Filipina.
Selain manfaat lingkungan, hampir 60.000 rumah tangga di 49 desa akan merasakan manfaat dari peningkatan mata pencaharian berkelanjutan, akses pendidikan, layanan kesehatan, hingga air bersih. Proyek ini juga memperkuat tata kelola masyarakat adat, sehingga konservasi selaras dengan nilai-nilai budaya lokal.
CultureLand beririsan dengan kawasan lindung Allah Valley Protected Landscape, membuka ruang kerja sama dengan Departemen Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Filipina (DENR) dan Protected Area Management Board (PAMB).
CEO Lestari Capital, Michal Zrust, menyebut langkah ini menandai tonggak penting bagi Rimba Collective yang kini melindungi lebih dari 310.000 hektare hutan di Asia Tenggara.
“Kami berkomitmen menghadirkan pembiayaan konservasi jangka panjang dengan hasil terverifikasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai target keberlanjutan mereka,” ujar dia dalam pernyataanya, Selasa (23/9/2025).
CEO Keneco, Simon Bakker, menambahkan bahwa proyek ini menjadi contoh bagaimana konservasi dapat berjalan beriringan dengan pembangunan masyarakat. “Dengan melindungi hutan sekaligus memperkuat rantai pasok inklusif dan akses pembiayaan, kami menciptakan solusi yang relevan secara lokal dan global,” katanya.
Rimba Collective merupakan kemitraan konservasi jangka 30 tahun yang menyalurkan pembiayaan korporasi ke upaya perlindungan hutan, perlindungan keanekaragaman hayati, dan kesejahteraan masyarakat. Hingga 2050, inisiatif ini menargetkan penyaluran hingga 1 miliar dolar AS untuk melindungi 1 juta hektare hutan di Asia Tenggara. ***