MORE ARTICLES

Dapat Dukungan Pembiayaan Bank Mandiri, Ceria Ekspor Perdana Feronikel Rendah Karbon

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Bank Mandiri dan PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Corp) resmi melepas ekspor perdana produk feronikel rendah karbon dari smelter “Merah Putih” milik Ceria di Kolaka, Kamis (3/7/2025). 

Pengiriman simbolik dilakukan sebanyak 10 kontainer dari total 65 kontainer tujuan pasar Asia.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyebut kerja sama ini sebagai bentuk nyata sinergi antara sektor keuangan dan industri hilirisasi mineral yang berbasis energi bersih.

“Bank Mandiri berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari pembangunan proyek strategis nasional, terutama yang dijalankan oleh investor domestik. Sinergi yang kami bangun dengan Ceria menjadi contoh konkret bagaimana akselerasi ekonomi dapat diwujudkan melalui kolaborasi antara sektor perbankan dan industri dalam negeri,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/7/2025).

Baca juga: Konsisten Terapkan Good Mining Practice, Ceria Raih Penghargaan GMP Award 2024 dari Kementerian ESDM

Produk feronikel yang diekspor berasal dari fasilitas Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Line I, yang telah ditetapkan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional dan Objek Vital Nasional. Fasilitas berkapasitas 72 MVA ini mampu memproduksi hingga 63.200 ton feronikel per tahun, setara dengan 13.900 ton logam nikel berkadar 22 persen.

Seluruh proses produksi di fasilitas ini menggunakan energi bersih yang telah tersertifikasi Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN. Sistem operasional juga didukung teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan robotik yang bekerja secara waktu nyata.

Produksi perdana dari smelter dimulai pada April 2025. Ceria menjadi satu-satunya perusahaan nasional yang membangun fasilitas pengolahan nikel dengan dukungan pembiayaan sindikasi bank dalam negeri.

Pada 2022, Bank Mandiri bersama Bank BJB dan Bank Sulselbar mengucurkan pembiayaan sebesar 277,69 juta dolar AS untuk mendukung pembangunan smelter dan infrastruktur pendukungnya.

Baca juga: Penerapan ESG Krusial Bagi Keberlanjutan Bisnis Industri Nikel

CEO Ceria Corp, Derian Sakmiwata, menyampaikan apresiasi atas dukungan lembaga keuangan nasional terhadap proyek ini. Ia menyebut kolaborasi tersebut telah membuka peluang besar bagi penguatan industri dalam negeri.

Read also:  ExxonMobil Indonesia dan noovoleum Luncurkan UCOllect di Bojonegoro, Olah Minyak Goreng Bekas

“Smelter ini merupakan simbol semangat kemandirian dan kebangkitan industri nasional. Kolaborasi strategis dengan perbankan telah membuka banyak peluang baru, termasuk penciptaan lapangan kerja serta peningkatan nilai tambah bagi daerah dan perekonomian nasional,” ujar Derian.

Ceria saat ini menargetkan ekspansi melalui pembangunan Smelter RKEF Line II dan pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) Line I. Rencana ini ditujukan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global baterai kendaraan listrik.

Secara total, kapasitas produksi perusahaan ditargetkan mencapai 252.800 ton feronikel per tahun dari empat jalur RKEF, serta 293.200 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dari dua fase HPAL, yang mengandung 110.940 ton logam nikel dan 11.400 ton logam kobalt.

“Dengan dukungan berkelanjutan dari sektor keuangan nasional, kami optimistis Indonesia akan memainkan peran sentral dalam industri baterai global. Sinergi seperti ini menjadi pilar utama kemajuan sektor energi baru terbarukan dan hilirisasi,” kata Derian. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...