MORE ARTICLES

Studi Terbaru Ungkap Proyek Mangrove di Bawah Inisiatif Belt and Road, Soroti Peran Perusahaan China

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Sebuah laporan riset berjudul Research Report on China-Indonesia Mangrove Protection under the Belt and Road Initiative: Case Studies and Insights Based on Corporate Practices baru saja dirilis di Beijing, Senin Senin (30/6/2025). 

Laporan mengulas secara komprehensif praktik perlindungan ekosistem mangrove di Indonesia dalam kerangka kerja sama Belt and Road Initiative. 

Laporan tersebut disusun bersama oleh Xufang International Media (China International Communications Group) dan lembaga think tank ESG SynTao, dengan dukungan dari South China Institute of Environmental Sciences serta lembaga Indonesia seperti Masyarakat Mangrove Indonesia dan Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu).

Baca juga: ASEAN dan Jepang Terus Perkuat Kolaborasi Konservasi Mangrove di Asia Tenggara, Pelibatan Masyarakat Jadi Kunci

Laporan tersebut menyoroti nilai ekologi dan sosial-ekonomi mangrove serta membandingkan kebijakan perlindungan mangrove di China dan Indonesia. 

Melalui studi kasus dan wawancara dengan para ahli, laporan ini mengkaji keterlibatan perusahaan China dalam konservasi mangrove di Indonesia melalui restorasi ekologi, pengelolaan bersama dengan masyarakat, serta pengembangan karbon biru sebagai penyerap emisi.

Salah satu sorotan utama dalam laporan ini adalah proyek Java 7 yang dikembangkan bersama oleh CHN Energy dan PLN. 

Proyek ini berhasil memperluas cakupan hutan mangrove di sekitar lokasi dari 5 hektare menjadi 19 hektare. 

Strategi yang diterapkan mencakup rehabilitasi vegetasi, kompensasi ekologi, serta pelibatan aktif masyarakat sekitar. 

General Manager GD Power Development (anak usaha CHN Energy), Zhao Shibin, menegaskan pentingnya keberlanjutan: “Melindungi lingkungan bukanlah pilihan ganda, melainkan satu-satunya jawaban demi kelangsungan peradaban.”

Baca juga: Kementerian Kehutanan Undang Keterlibatan Publik untuk Atasi Tantangan Rehabilitasi Mangrove

Laporan juga menampilkan praktik kolaboratif lintas negara dari berbagai institusi Tiongkok, termasuk CHN Energy, Global Environmental Institute, First Institute of Oceanography, dan Guangdong Guangxin Holdings. Mereka menjalankan konservasi mangrove di Indonesia dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI).

Peluncuran laporan ini bertepatan dengan diselenggarakannya dialog Revitalization of Mangroves di Jakarta beberapa waktu lalu, yang dihadiri lebih dari 100 peserta dari kalangan pemerintah, akademisi, dan sektor bisnis dari Tiongkok, Indonesia, Kamboja, Malaysia, dan negara lainnya. 

Read also:  Mampu Serap dan Simpan Karbon, Bambu Potensial Dukung Aksi Iklim Indonesia

Acara ini turut diisi dengan penanaman mangrove bersama dan diskusi mendalam mengenai konservasi dan pembangunan berkelanjutan di kawasan pesisir.

Laporan ini menjadi kontribusi penting dalam memperkuat praktik konservasi berbasis kolaborasi lintas batas dan memperlihatkan bagaimana pendekatan perusahaan dapat diselaraskan dengan agenda perlindungan lingkungan di Indonesia. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...