Ecobiz.asia — PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), bagian dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (IDX: AMMN), memulai operasi Fase 8 di Tambang Batu Hijau, Sumbawa Barat.
Proyek ini merupakan kelanjutan dari Fase 7 yang berakhir pada akhir 2024 dan menandai strategi jangka panjang perusahaan untuk memperpanjang usia tambang hingga 2030 dengan cadangan mineral mencapai 460 juta ton.
Baca juga: AMMAN Membangun Masa Depan Tambang Melalui Inovasi Teknologi
Fase 8 menjadi fondasi utama AMMAN dalam mempertahankan kinerja bisnis dan produktivitasnya. Aktivitas pengupasan batuan penutup yang telah berlangsung sejak 2021, memungkinkan transisi operasional yang efisien dan berkelanjutan.
Produksi awal akan dilakukan dari zona luar dan atas pit Batu Hijau, sebelum beralih ke bagian dalam yang memiliki kadar logam lebih tinggi, sehingga secara bertahap meningkatkan volume dan nilai produksi dalam beberapa tahun mendatang.
“Investasi kami dalam pengeboran lanjutan sejak 2020, optimalisasi efisiensi operasional, dan dukungan harga komoditas global telah menambah umur ekonomis tambang ini hingga lima tahun ke depan,” ungkap Kartika Octaviana, VP Corporate Communications PT Amman Mineral Internasional Tbk.
“Ini memberikan dampak berantai bagi ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, dan pendapatan pemerintah pusat dan daerah,” tambahnya.
Tembaga, sebagai komoditas utama Batu Hijau, memainkan peran strategis dalam ekosistem energi global yang tengah bergeser menuju teknologi rendah emisi.
Laporan terbaru Wood Mackenzie menyebutkan bahwa permintaan tembaga akan meningkat tajam, seiring pesatnya adopsi kendaraan listrik dan infrastruktur energi terbarukan di seluruh dunia.
Baca juga: AMMAN Siap Terima Pengiriman LNG Kargo, Tunjang Pasokan Energi Bersih
Langkah strategis ini menegaskan peran AMMAN sebagai pemain utama dalam rantai pasok global energi bersih. Dengan rencana pemanfaatan cadangan hingga 2030 dan potensi pengolahan stockpile hingga 2033, AMMAN juga mempersiapkan transisi ke proyek Cebakan Elang, salah satu deposit tembaga-emas porfiri terbesar di dunia, yang akan dikembangkan hingga 2046.
“Fase 8 bukan hanya soal kelanjutan operasional, tapi juga tentang kontribusi nyata terhadap agenda pembangunan nasional dan transisi energi global,” tutup Kartika. ***