MORE ARTICLES

Fitur Geolokasi Tegas di SVLK Plus, Ketelusuran Produk Kayu Indonesia Makin Kuat

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan meluncurkan Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK) Plus dengan fitur ketelusuran yang telah ditingkatkan. 

Adanya SVLK Plus memastikan setiap produk kayu yang diekspor dapat dilacak asal-usulnya sehingga akurat meningkatkan aspek legalitas dan menjamin kelestarian pengelolaan hutan.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan traceability produk hasil hutan.

Baca juga: Menteri Kehutanan Gandeng TNI Jaga Hutan Indonesia: Cegah Hutan Dijarah

“Adanya SVLK Plus kita memastikan setiap produk hasil hutan yang diekspor memiliki kepastian asal-usul bahan baku yang dapat dilacak secara akurat. Teknologi berbasis spasial dalam sistem ini meningkatkan transparansi, menjamin legalitas produk, serta memastikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan bebas deforestasi,” kata dia dalam sambutan yang dibacakan oleh Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Dida Mighfar Ridha saat “Live Event Kinerja Industri Kehutanan Dalam Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Hasil Hutan” di Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.

Dida mengatakan produk Industri Kehutanan secara konsisten memberi kontribusi yang signifikan pada kinerja ekspor nasional dalam 5 tahun terakhir. 

Capaian nilai ekspor produk industri kehutanan periode tahun 2024 hingga awal Desember telah mencapai 11,896 miliar dolar AS. “Berdasarkan perkembangan pertumbuhan nilai ekspor dalam beberapa tahun terakhir, nilainya berpotensi mampu menyamai capaian tahun 2023 sebesar 12,756 miliar dolar AS,” katanya.

Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Ristianto Pribadi menjelaskan SVLK Plus mempertegas fitur ketelusuran yang dilengkapi dengan geolokasi. “Ketentuan ketelusuran ini dulu sudah ada, sekarang dengan SVLK Plus dimunculkan sehingga lebih memperkuat traceability-nya,” kata Ristianto yang akrab dipanggil Tito.

Bersamaan dengan peluncuran SVLK Plus, dilakukan Pelepasan Ekspor Produk Olahan Hasil Hutan yang Bersertifikat SVLK Plus ke Pasar Global dari tiga lokasi yaitu PT Indah Kiat Pulp and Paper di Tangerang, PT Riau Andalan Pulp and Paper di Pangkalan Kerinci, dan PT Kutai Timber Indonesia di Probolinggo.

Baca juga: Survei: Publik Setuju Pemisahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinilai Lebih Fokus

Read also:  Kementerian ESDM: Implementasi GMP dan ESG Hilangkan Stigma Negatif Kegiatan Pertambangan

Pada saat itu juga diluncurkan Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Lestari SiHutanku.id, dan E-Katalog kehutanan versi 6.

Tito menjelaskan Sihutanku.id merupakan pengembangan dari sistem informasi yang sudah ada sebelumnya yang kini ditambahkan dengan fitur marketplace. SiHutanku.id menyediakan layanan informasi ketersediaan bahan baku kayu bulat dari Industri Hulu (PBPH dan Perhutani) serta layanan sarana promosi produk olahan hasil hutan bersertifikat SVLK bagi Publik

Sementara E-Katalog sektor kehutanan akan mempermudah pelaku usaha, industri kehutanan termasuk UMKM, dalam mengakses pasar domestik bagi pengadaan barang Pemerintah, sehingga proses pemasaran menjadi lebih transparan dan efisien, dan memberikan peluang yang setara bagi semua pihak.

Baca juga: Tingkatkan Daya Saing Industri Kehutanan, KLHK Bedah Kinerja PBPHH di Kalimantan Tengah

Tito menegaskan bahwa pengembangan sistem informasi tersebut sesuai dengan Misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan arahan dari Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni untuk melakukan digitalisasi. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...