Tekanan Pasar Nikel Global Jadi Momentum Indonesia Pimpin Pertambangan Hijau

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Pasar nikel global diproyeksikan menghadapi tekanan berkelanjutan akibat kelebihan pasokan, melemahnya permintaan dari sektor baterai, dan dominasi produksi dari Indonesia serta China.

S&P Global menilai situasi ini sebagai peluang bagi Indonesia untuk memimpin transisi menuju pertambangan nikel yang lebih efisien dan berkelanjutan.

“Walaupun kapasitas produksi global meningkat 165 juta ton, permintaan hanya diperkirakan naik 46 juta ton pada periode yang sama. Kelebihan ini akan menekan harga nikel jangka panjang,” ujar Leah Chen, Manager Battery Material S&P Global, dalam webinar From Cost Pressure to Smart Operation: Transforming Mining Efficiency and Productivity, Rabu (6/8/2025)

Read also:  UNFCCC: Indonesia Perlu Tingkatkan Ambisi Iklim, Energi Bersih Jadi Peluang Ekonomi

Tekanan pasar semakin diperparah oleh pergeseran teknologi baterai kendaraan listrik dari tipe nikel-mangan-kobalt (NMC) ke lithium iron phosphate (LFP) yang tidak memerlukan nikel.

Pergeseran ini dipicu oleh pertimbangan keberlanjutan karena baterai LFP lebih murah, tidak bergantung pada logam berat, dan memiliki jejak karbon produksi lebih rendah.

Sejumlah produsen besar seperti LG Energy Solution, SK On, dan Samsung telah mengembangkan baterai LFP, termasuk di fasilitas mereka di Indonesia.

Read also:  Ada 769 Ribu Hektare Lahan Potensial Rehabilitasi Mangrove, Kemenhut Jalankan Strategi 3M

Di tengah perubahan ini, kontribusi Indonesia terhadap pasokan nikel global diproyeksikan terus meningkat dalam satu dekade ke depan.

“Bagian Indonesia berkembang cepat dan akan terus tumbuh 10 tahun ke depan,” kata Chen, menekankan posisi Indonesia bersama China sebagai dua kekuatan utama produksi nikel dunia.

S&P Global mendorong pelaku industri nikel dan baterai untuk meninjau ulang strategi produksi melalui efisiensi energi, pengurangan emisi, serta penguatan ekonomi sirkular untuk daur ulang logam strategis.

Read also:  Lonjakan Kebakaran Lahan di Riau, Menteri LH: Ini Bukan Kejadian Biasa

Chen menegaskan tren ini bukan sekadar gangguan jangka pendek, tetapi sinyal perubahan struktural dalam permintaan logam baterai di era transisi energi.

Dengan posisi dominannya, Indonesia dinilai memiliki peluang besar memimpin praktik pertambangan berkelanjutan, termasuk penerapan teknologi rendah emisi dan pengelolaan lingkungan yang lebih ketat. Tekanan oversupply dan perubahan permintaan disebut sebagai momentum strategis untuk menata ulang hilirisasi nikel nasional agar selaras dengan agenda keberlanjutan global. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Tinggalkan Teknologi Boros Energi, Nickel Industries Beralih dari RKEF ke HPAL

Ecobiz.asia – Nickel Industries Limited terus bergerak dalam upaya dekarbonisasi industri nikel. Perusahaan ini secara bertahap meninggalkan teknologi pirometalurgi konvensional (RKEF) dan beralih ke teknologi...

Apolpo Gandeng SOLA Jajaki Pengembangan Proyek CCUS di Indonesia, Siap Dirikan Center of Exellence

Ecobiz,asia – Perusahaan teknologi karbon asal Amerika Serikat, Apolpo, menjalin kemitraan eksklusif dengan PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) untuk mengembangkan proyek Carbon Capture,...

Thorcon Kantongi Persetujuan BAPETEN, Pembangunan Pembangkit Listrik Nuklir Pertama RI Makin Dekat

Ecobiz.asia – PT Thorcon Power Indonesia (TPI) resmi mengantongi persetujuan evaluasi tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Thorcon 500 di Pulau Kelasa, Kepulauan Bangka...

Pertagas-Krakatau Steel Sinergi Pipanisasi BBM 96 Km, Dorong Ekonomi Berkelanjutan

Ecobiz.asia – PT Pertamina Gas (Pertagas) memulai proyek pipanisasi BBM Cikampek–Plumpang melalui pengiriman perdana pipa baja hasil kerja sama dengan PT Krakatau Steel (Persero)...

Terapkan Co-firing di PLTU, PLN Nusantara Power Hasilkan 472,2 GWh Energi Hijau pada Semester I 2025

Ecobiz.asia – PLN Nusantara Power mencatat produksi energi bersih sebesar 472,2 gigawatt hour (GWh) pada semester pertama 2025, setara dengan pengurangan emisi karbon 525...

TOP STORIES

Tinggalkan Teknologi Boros Energi, Nickel Industries Beralih dari RKEF ke HPAL

Ecobiz.asia – Nickel Industries Limited terus bergerak dalam upaya dekarbonisasi industri nikel. Perusahaan ini secara bertahap meninggalkan teknologi pirometalurgi konvensional (RKEF) dan beralih ke teknologi...

Apolpo Gandeng SOLA Jajaki Pengembangan Proyek CCUS di Indonesia, Siap Dirikan Center of Exellence

Ecobiz,asia – Perusahaan teknologi karbon asal Amerika Serikat, Apolpo, menjalin kemitraan eksklusif dengan PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) untuk mengembangkan proyek Carbon Capture,...

AVEVA Dorong Transformasi Industri Digital untuk Dukung Target Net Zero Indonesia

Ecobiz.asia – AVEVA menegaskan komitmennya mendukung transformasi digital industri di Indonesia guna mendorong efisiensi dan keberlanjutan. “Indonesia adalah salah satu pasar industri paling dinamis di...

Dialog dengan ART TREES, IDCTA Intip Semua Peluang Perdagangan Karbon Hutan

Ecobiz.asia – IDCTA (Indonesia Carbon Trade Association) menjajaki semua peluang untuk masuk ke pasar karbon global dengan memanfaatkan berbagai standar internasional. Apalagi, dengan kondisi geografis...

Thorcon Kantongi Persetujuan BAPETEN, Pembangunan Pembangkit Listrik Nuklir Pertama RI Makin Dekat

Ecobiz.asia – PT Thorcon Power Indonesia (TPI) resmi mengantongi persetujuan evaluasi tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Thorcon 500 di Pulau Kelasa, Kepulauan Bangka...