Kemenhut Dorong Pendanaan Hijau untuk Capai FOLU Net Sink 2030

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan menegaskan pentingnya transformasi pendanaan berkelanjutan untuk mendukung target Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030 yang menargetkan penurunan emisi sebesar -140 juta ton CO₂e pada 2030.

Komitmen ini disampaikan dalam sesi talkshow “Menata Paradigma Baru Tata Kelola Pendanaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan” di Konferensi Nasional Pendanaan Ekologis VI, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

“Pendanaan hijau bukan sekadar instrumen teknis, tetapi refleksi perubahan cara pandang terhadap sumber daya alam sebagai modal ekologi, bukan komoditas ekonomi. Dalam konteks FOLU Net Sink 2030, ini menjadi pondasi penting bagi aksi mitigasi terstruktur dan terukur,” ujar Haruni Krisnawati, Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Perubahan Iklim.

Read also:  Kemenhut dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) Jalin Kerja Sama Kelola Hutan Pendidikan

FOLU Net Sink 2030 menjadi kebijakan prioritas nasional dalam menurunkan emisi melalui pengurangan deforestasi, pengelolaan hutan lestari, restorasi gambut, rehabilitasi hutan, dan perhutanan sosial.

Kebijakan ini juga disebut sebagai kontribusi nyata Indonesia menjawab triple planetary crisis yaitu perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi lingkungan.

Haruni menegaskan bahwa keberhasilan FOLU Net Sink 2030 membutuhkan dukungan pendanaan yang kuat.

Read also:  FPCI Dorong Indonesia Tampil sebagai Pemimpin Diplomasi Iklim di Tengah Krisis Global

“Transformasi kebijakan harus berjalan beriringan dengan transformasi pendanaan. Keduanya saling menopang untuk mendorong perubahan menuju masa depan hijau dan tangguh,” katanya.

Pendanaan untuk mendukung kebijakan ini akan bersumber dari berbagai instrumen seperti APBN, APBD, green sukuk, pasar karbon domestik dan internasional, hingga pembayaran berbasis kinerja (result-based payment/RBP).

Direktur Utama BPDLH, perwakilan Kementerian Keuangan, Gubernur Kalimantan Utara, Bupati Siak, dan Koalisi Masyarakat Sipil turut hadir dalam diskusi yang menekankan pentingnya kolaborasi pentahelix yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat sipil, dan media, untuk memperkuat tata kelola Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dan memastikan akuntabilitas pendanaan.

Read also:  UNFCCC: Indonesia Perlu Tingkatkan Ambisi Iklim, Energi Bersih Jadi Peluang Ekonomi

Konferensi ini juga menyoroti peran BPDLH dalam distribusi pendanaan serta penguatan sistem monitoring dan evaluasi untuk menjamin efektivitas program.

“Implementasi FOLU Net Sink 2030 bukan hanya soal menghitung karbon, tetapi membangun ketahanan sosial-ekologis yang inklusif dan berkeadilan,” ujar Haruni menambahkan.

Konferensi Nasional Pendanaan Ekologis VI berlangsung hingga 7 Agustus, menjadi forum lintas sektor untuk mengakselerasi pendanaan hijau yang transformatif di Indonesia. ****

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Tinggalkan Teknologi Boros Energi, Nickel Industries Beralih dari RKEF ke HPAL

Ecobiz.asia – Nickel Industries Limited terus bergerak dalam upaya dekarbonisasi industri nikel. Perusahaan ini secara bertahap meninggalkan teknologi pirometalurgi konvensional (RKEF) dan beralih ke teknologi...

Apolpo Gandeng SOLA Jajaki Pengembangan Proyek CCUS di Indonesia, Siap Dirikan Center of Exellence

Ecobiz,asia – Perusahaan teknologi karbon asal Amerika Serikat, Apolpo, menjalin kemitraan eksklusif dengan PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) untuk mengembangkan proyek Carbon Capture,...

Thorcon Kantongi Persetujuan BAPETEN, Pembangunan Pembangkit Listrik Nuklir Pertama RI Makin Dekat

Ecobiz.asia – PT Thorcon Power Indonesia (TPI) resmi mengantongi persetujuan evaluasi tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Thorcon 500 di Pulau Kelasa, Kepulauan Bangka...

Pertagas-Krakatau Steel Sinergi Pipanisasi BBM 96 Km, Dorong Ekonomi Berkelanjutan

Ecobiz.asia – PT Pertamina Gas (Pertagas) memulai proyek pipanisasi BBM Cikampek–Plumpang melalui pengiriman perdana pipa baja hasil kerja sama dengan PT Krakatau Steel (Persero)...

Terapkan Co-firing di PLTU, PLN Nusantara Power Hasilkan 472,2 GWh Energi Hijau pada Semester I 2025

Ecobiz.asia – PLN Nusantara Power mencatat produksi energi bersih sebesar 472,2 gigawatt hour (GWh) pada semester pertama 2025, setara dengan pengurangan emisi karbon 525...

TOP STORIES

Tinggalkan Teknologi Boros Energi, Nickel Industries Beralih dari RKEF ke HPAL

Ecobiz.asia – Nickel Industries Limited terus bergerak dalam upaya dekarbonisasi industri nikel. Perusahaan ini secara bertahap meninggalkan teknologi pirometalurgi konvensional (RKEF) dan beralih ke teknologi...

Apolpo Gandeng SOLA Jajaki Pengembangan Proyek CCUS di Indonesia, Siap Dirikan Center of Exellence

Ecobiz,asia – Perusahaan teknologi karbon asal Amerika Serikat, Apolpo, menjalin kemitraan eksklusif dengan PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) untuk mengembangkan proyek Carbon Capture,...

AVEVA Dorong Transformasi Industri Digital untuk Dukung Target Net Zero Indonesia

Ecobiz.asia – AVEVA menegaskan komitmennya mendukung transformasi digital industri di Indonesia guna mendorong efisiensi dan keberlanjutan. “Indonesia adalah salah satu pasar industri paling dinamis di...

Tekanan Pasar Nikel Global Jadi Momentum Indonesia Pimpin Pertambangan Hijau

Ecobiz.asia – Pasar nikel global diproyeksikan menghadapi tekanan berkelanjutan akibat kelebihan pasokan, melemahnya permintaan dari sektor baterai, dan dominasi produksi dari Indonesia serta China. S&P...

Dialog dengan ART TREES, IDCTA Intip Semua Peluang Perdagangan Karbon Hutan

Ecobiz.asia – IDCTA (Indonesia Carbon Trade Association) menjajaki semua peluang untuk masuk ke pasar karbon global dengan memanfaatkan berbagai standar internasional. Apalagi, dengan kondisi geografis...