MORE ARTICLES

IWIP dalam Pantauan Ketat KLH, Tailing PT Huafei Nickel Cobalt (HNC) dan PLTU Jadi Sorotan

MORE ARTICLES

 

Ecobiz.asia – Kawasan industri yang dikelola PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) terus dipantau Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendali Lingkungan Hidup.

Dua lokasi yang menjadi sorotan adalah fasilitas pengelolaan tailing PT Huafei Nickel Cobalt (HNC) serta operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang memasok energi ke seluruh kawasan industri.
  
Deputi Penegakan Hukum KLH/BPLH, Rizal Irawan saat melakukan inspeksi mengungkapkan bahwa sejumlah aspek teknis dalam sistem pengelolaan tailing perlu segera dievaluasi dan ditingkatkan, terutama dari sisi kapasitas struktur dan efektivitas saluran pengendalian limpasan.

Baca juga: PT Weda Bay Nickel Jadi Lokasi Evaluasi Pengelolaan Tambang, Menteri LH Minta Percepatan Rehabilitasi

“Kami mendorong agar pengelolaan tailing terus disempurnakan melalui evaluasi teknis berkala. Hal ini penting untuk memastikan bahwa aliran air permukaan dapat terkelola dengan baik sebelum masuk ke lingkungan,” ujar Rizal Irawan di Halmahera Tengah, Maluku Utara, Sabtu (12/7/2025).

PT HNC merupakan salah satu tenant utama IWIP yang mengandalkan teknologi hidrometalurgi dalam proses pengolahan nikel. 

Berdasarkan data terkini, tailing yang dihasilkan dikategorikan sebagai Limbah B3 (kode B416), dengan volume tahunan yang melebihi 3,4 juta ton. 

Lokasi penampungan tailing yang berdekatan dengan saluran drainase permukaan dinilai berisiko menimbulkan limpasan ke lingkungan sekitar jika tidak ditangani dengan baik.

Baca juga: Kemenperin dan PT IMIP Buka Kelas Beasiswa untuk Cetak SDM Hilirisasi Industri

Selain itu, Rizal bersama tim KLH/BPLH juga meninjau operasional PLTU IWIP. Meskipun sistem pemantauan emisi Continuous Emission Monitoring System (CEMS) telah dipasang di cerobong utama, manajemen ruang kontrol (control room) masih perlu diperkuat agar dapat berfungsi optimal sebagai pusat kendali emisi, tekanan, dan tanggap lingkungan.

“Kami mendorong adanya penguatan fungsi ruang kontrol, khususnya dalam hal komunikasi lintas unit dan manajemen data operasional, agar respon terhadap dinamika operasional dapat dilakukan secara cepat dan terintegrasi,” tambah Rizal. ***

Read also:  Indonesia Lirik Kerja Sama Pengembangan Energi Bersih dengan India, Menteri Bahlil Singgung Arahan Prabowo

TOP STORIES

MORE ARTICLES

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...

Produksi Ethanol Nasional Terancam Imbas Kesepakatan Tarif Indonesia-AS, Implementasi E5 di Ujung Tanduk

Ecobiz.asia - Kesepakatan perdagangan antara Indonesia-Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump mengancam produksi ethanol di tanah air. Kesepakatan tersebut membebaskan bea masuk ethanol asal AS...