Ecobiz.asia — Indonesia menegaskan kepemimpinannya dalam upaya global pelestarian mangrove melalui forum ASEAN Working Group on Forest Management ke-20 yang digelar di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan, Dr. Ristianto Pribadi dalam sambutannya kepada delegasi ASEAN pada pembukaan pertemuan tersebut, menyoroti pentingnya mangrove sebagai penopang ekologi dan ekonomi kawasan.
Dr. Ristianto mengungkapkan bahwa dengan garis pantai lebih dari 173.000 kilometer, negara-negara ASEAN mengelola sekitar 34 hingga 42 persen dari total hutan mangrove dunia, menjadikan kawasan ini sebagai aktor kunci dalam konservasi ekosistem pesisir global.
Mangrove, menurutnya, memiliki peran strategis dalam melindungi pesisir dari abrasi dan banjir, menjadi habitat penting bagi komunitas pesisir, menyimpan karbon dalam jumlah besar, serta memiliki nilai budaya yang tinggi.
“Mangrove adalah tameng iklim dan sumber kehidupan bagi jutaan masyarakat pesisir ASEAN,” tegasnya, Selasa (22/7/2025).
Namun, keberadaan mangrove di kawasan terus terancam oleh perubahan iklim, polusi, deforestasi, dan ekspansi perkotaan.
Untuk merespons ancaman ini, ASEAN telah membentuk ASEAN Mangrove Network (AMNET) dan meluncurkan proyek regional bertajuk Mangrove Ecosystem Management in the ASEAN Region dengan dukungan dari Pemerintah Jepang.
Sebagai langkah lanjutan, Indonesia mengusulkan agar AMNET menjadi bagian dari World Mangrove Center (WMC), pusat riset global yang akan memfokuskan diri pada restorasi mangrove, pemanfaatan karbon biru, dan pertukaran pengetahuan lintas negara.
Inisiatif ini diharapkan memperkuat posisi ASEAN sebagai pemimpin global dalam pengelolaan mangrove berbasis ilmiah dan kolaboratif.
Dr. Ristianto menegaskan bahwa upaya konservasi tak akan berhasil tanpa keterlibatan aktif masyarakat. “Masyarakat lokal harus menjadi penjaga utama mangrove. Partisipasi mereka adalah kunci keberlanjutan,” ujarnya.
Dengan lebih dari 5 juta hektare hutan mangrove yang tersebar di seluruh kawasan, ASEAN dinilai memiliki kapasitas dan legitimasi untuk memimpin agenda global dalam mitigasi perubahan iklim berbasis ekosistem. Inisiatif Indonesia di forum ini mempertegas komitmen kawasan dalam membangun masa depan pesisir yang lebih tangguh, adil, dan berkelanjutan. ***