Huayou Bocorkan Rahasia Produksi Nikel dengan Jejak Karbon Terendah Sedunia, Ada Pemanfaatan Keunikan

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Huayou Indonesia mengklaim memproduksi nikel  paling rendah karbon sedunia untuk mendukung dekarbonisasi dan transisi energi di Indonesia.

Deputy Director of External Affairs Huayou Indonesia, Stevanus mengatakan, proyek HPAL untuk pemrosesan nikel yang dibangun Huayou paling ramah lingkungan.

“Untuk menghasilkan 1 ton nikel, hanya menghasilkan 5,5 ton CO2 untuk scope 1. Kami bisa katakan ini paling rendah di dunia,” kata dia saat menjadi pembicara pada sesi talkshow di Festival LIKE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kamis, 8 Agustus 2024.

Read also:  Pertamina Drilling Gandeng PGI Technologies Adopsi Teknologi Pemboran Lateral

Lebih lanjut Stevanus menyatakan, jika memperhitungkan scope 1 dan scope 2, maka untuk memproduksi 1 ton nikel emisi CO2 yang dihasilkan oleh Huayou sekitar 7,4 ton. Stevanus mempersilahkan untuk membandingkan catatan tersebut dengan produksi nikel di tempat lain yang menggunakan teknologi pirometalurgi maupun hidrometalurgi.

Baca juga: Mahasiswa UGM Bikin Casspa Pouch, Kantong Kemasan Ramah Lingkungan dari Limbah Padi dan Kulit Singkong 

Stevanus mengungkapkan, rahasia dibalik rendahnya emisi CO2 yang dihasilkan dalam proses produksi nikel adalah pemanfaatan keunikan faktor alam yaitu topografi di lokasi proyek, meski teknologi pengolahannya sama-sama hidrometalurgi. Hidrometalurgi nikel berarti proses produksi nikel memanfaatkan air.

Read also:  Kementerian ESDM dan ABB Dorong Penerapan GPAS untuk Tingkatkan Keamanan Listrik Nasional

“Jadi ketika kami mendesain lay out pabrik, kami memanfaatkan keunikan topografi. Proses hulu ada di elevasi yang paling tinggi, sedang proses hilir di elevasi yang lebih rendah. Sehingga dari sisi energi untuk mengalirkan bahan baku, untuk pompa, bisa kita tekan,” katanya.

Rahasia lainnya adalah, HPAL Huayou terkombinasi dengan pabrik asam sulfat. Menurut Stevanus, saat proses pembuatan asal sulfat, Huayou memanfaatkan uap panas yang dihasilkan untuk proses HPAL dan sisanya untuk co-generate listrik.

Read also:  Bakal Jadi Hub Energi Bersih Regional, Revitalisasi Tangki LNG Arun Capai 81 Persen

Baca juga: Transisi Energi, Sekjen Kementerian ESDM Tegaskan Batubara tak akan Ditinggal

“Dalam operasi kami, sekitar 70% dari kebutuhan listrik HPAL berasal dari listrik dari hasil pabrik asam sulfat,” katanya.

Rendahnya jejak karbon nikel yang diproduksi Huayou menjadikan banyak mitra global yang ingin menjalin kerja sama dalam rantai pasok pembuatan baterai untuk kebutuhan mobil listrik. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Pertamina Drilling Gandeng PGI Technologies Adopsi Teknologi Pemboran Lateral

Ecobiz.asia — PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) memperluas kolaborasi internasional di bidang teknologi pemboran dengan menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) bersama...

Inovasi Hijau SIPANDU DESI Bikin PLN Nusantara Power Raih Initiative Award 2025, Seperti Apa?

Ecobiz.asia — PT PLN Nusantara Power (PLN NP) meraih penghargaan Initiative Award 2025 pada kategori Education and Future Talent melalui program inovatif SIPANDU DESI...

Indonesia Promotes CCS/CCUS Investment at ADIPEC 2025 to Strengthen ASEAN’s Energy Transition Role

Ecobiz.asia – Indonesia called on global investors to accelerate collaboration in developing carbon capture and storage (CCS) and carbon capture, utilization, and storage (CCUS)...

PGN Dorong Pemanfaatan CNG untuk Perluas Layanan Energi Masyarakat

Ecobiz.asia — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina memperkuat komitmen dalam memperluas layanan energi bagi masyarakat melalui pengembangan pemanfaatan Compressed...

MedcoEnergi Bergabung dengan OGMP 2.0, Perkuat Komitmen Menuju Net-Zero Emisi

Ecobiz.asia – PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) melalui anak usahanya di sektor minyak dan gas, PT Medco E&P Indonesia, resmi bergabung dengan Oil...

TOP STORIES

Indonesia, UK Strengthen Climate Cooperation, Including Carbon Trading and Low-Emission Development

Ecobiz.asia — Indonesia and the United Kingdom have signed a memorandum of understanding (MoU) on climate cooperation to accelerate the transition toward a low-emission...

World Leaders Applaud Indonesia’s Inclusive Climate Commitment at COP30

Ecobiz.asia — Indonesia’s national statement delivered at the COP30 Leaders Summit in Belém, Brazil, has drawn admiration from the international community, Forestry Minister Raja...

Indonesia’s Forestry Delegation, Verra Discuss Carbon Market Opportunities Ahead of COP30 in Belém

Ecobiz.asia — Indonesia’s forestry delegation to the upcoming UN Climate Change Conference (COP30) in Belém, Brazil, held a meeting with Verra to discuss ways...

Resmi! Pengalihan Penyuluh dari Daerah ke Pusat, Lihat Daftarnya di Sini

Ecobiz.asia - Pemerintah secara resmi melakukan pengalihan penyuluh dari pada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ke Pemerintah Pusat. Sebanyak 30.318 orang penyuluh menjadi bagian dari tahap...

Delri Kemenhut–Verra Gelar Pertemuan Jelang COP30 Belém, Bahas Optimalisasi Potensi Pasar Karbon

Ecobiz.asia — Delegasi Republik Indonesia (Delri) dari unsur Kementerian Kehutanan yang akan menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belém, Brasil menggelar pertemuan dengan...