MORE ARTICLES

Ekspor Kopi hingga Kerajinan Tangan, Program Penguatan Perhutanan Sosial Beri Dampak Nyata di Enam Daerah

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan menggelar seremoni untuk merayakan capaian Program Strengthening of Social Forestry (SSF) in Indonesia di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (23/6/2025). 

Program kerja sama antara Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial (Ditjen PS) Kemenhut dan Global Environment Facility (GEF) melalui Bank Dunia ini telah memberikan manfaat kepada 192.582 jiwa, di mana 82 persen penerima manfaat adalah perempuan.

Program SSF bertujuan mempercepat pencapaian target nasional Perhutanan Sosial dengan memperluas hak akses masyarakat terhadap kawasan hutan, khususnya di areal prioritas pengembangan perhutanan sosial berdasarkan Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial (PIAPS).

Baca juga: Indo Tambangraya Megah (ITM) Serahkan Pengelolaan Persemaian Mentawir ke Kemenhut

Sekretaris Jenderal Kemenhut, Dr. Mahfudz, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas capaian program ini yang dinilai mampu mendorong ketahanan pangan, energi, dan air sebagai bagian dari agenda pembangunan nasional.

“Program ini penting karena akan mendorong salah satu Asta Cita yaitu ketahanan pangan, energi, dan air. Alhamdulillah, dari Kabupaten Lima Puluh Kota bahkan sudah bisa diekspor 8 ton kopi ke Dubai,” kata Mahfudz.

Ia mengakui program SSF menghadapi berbagai tantangan di lapangan, namun hasil yang dirasakan langsung oleh masyarakat menjadi bukti keberhasilan program.

“Persoalan-persoalan di daerah dan keadaan kelompok masyarakat memang menjadi tantangan, namun SSF terus melakukan berbagai upaya sehingga hari ini kita bisa melihat hasil nyata dari kelompok-kelompok tersebut,” ujarnya.

Baca juga: Ditetapkan Sebagai Proyek Strategis Nasional, Perhutanan Sosial Terus Digeber Kemenhut

Sebagai bagian dari acara, turut digelar pameran produk unggulan dari enam lokasi pelaksanaan SSF, yakni Kabupaten Lima Puluh Kota (Sumatra Barat), Kabupaten Lampung Selatan (Lampung), Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu (Nusa Tenggara Barat), serta Kabupaten Halmahera Barat (Maluku Utara). Produk yang ditampilkan antara lain kerajinan tangan, kopi, sambal, keripik, dan hasil olahan lokal lainnya.

Acara seremoni SSF dijadwalkan berlangsung selama dua hari, 23–24 Juni 2025, sebagai bagian dari komitmen pemerintah memperkuat perhutanan sosial yang inklusif dan berkelanjutan. ***

Read also:  Perhutani Gandeng NFCF Korea Kembangkan Bisnis Baru Kehutanan

TOP STORIES

MORE ARTICLES

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...

Produksi Ethanol Nasional Terancam Imbas Kesepakatan Tarif Indonesia-AS, Implementasi E5 di Ujung Tanduk

Ecobiz.asia - Kesepakatan perdagangan antara Indonesia-Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump mengancam produksi ethanol di tanah air. Kesepakatan tersebut membebaskan bea masuk ethanol asal AS...