MORE ARTICLES

ASEAN dan Jepang Terus Perkuat Kolaborasi Konservasi Mangrove di Asia Tenggara, Pelibatan Masyarakat Jadi Kunci

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Kerja sama regional untuk melindungi dan mengelola ekosistem mangrove secara berkelanjutan diantara Negara-negara ASEAN sangat penting dan harus terus diperkuat. Pasalnya kawasan ini menyimpan sekitar 34 hingga 42 persen total hutan mangrove dunia. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Kehutanan Indonesia, Dyah Murtiningsih mengatakan, ASEAN Mangrove Network (AMNET) yang didukung Pemerintah Jepang mendorong kolaborasi lintas negara dalam pelestarian mangrove yang berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.

“AMNET menjadi simbol kepemimpinan kawasan dalam pengelolaan mangrove yang tidak hanya penting secara ekologis, tetapi juga berdampak pada stabilitas sosial, ekonomi, dan diplomasi lingkungan,” ujar Dyah saat membuka lokakarya akhir proyek “Mangrove Ecosystem Management in ASEAN Region” di Surabaya, Selasa (25/6/2025).

Baca juga: Mungkinkah Aren Jadi Bahan Baku Bioetanol Nasional?

Dyah menjelaskan negara-negara anggota ASEAN membentuk jejaring kerja sama pengelolaan mangrove melalui AMNET sejak tahun 2014.  

“Program ini telah mengembangkan berbagai inisiatif, termasuk inisiatif berbasis data praktik terbaik, strategi regional, hingga pemberdayaan masyarakat lokal,” imbuh Dyah.

Proyek Mangrove Ecosystem Management in ASEAN Region telah berlangsung sejak 2023 dan didanai oleh Japan-ASEAN Integration Fund (JAIF). 

Sejumlah capaian berhasil diraih, seperti penguatan sistem informasi terintegrasi, pengembangan situs percontohan di Indonesia, serta penyusunan 17 pedoman pengelolaan mangrove berkelanjutan yang dapat diterapkan di seluruh kawasan.

First Secretary Mission of Japan to ASEAN, Yosuke Kawamoto, menyampaikan bahwa Jepang berkomitmen mendukung kerja sama di bidang kehutanan dalam kerangka ASEAN-Japan Midori Cooperation Plan. 

“Kami berharap pedoman yang telah disusun melalui proyek ini dapat digunakan untuk mendorong konservasi mangrove dan pertanian berkelanjutan, tidak hanya di ASEAN tetapi juga secara global,” ujarnya.

Baca juga: Kementerian Kehutanan Undang Keterlibatan Publik untuk Atasi Tantangan Rehabilitasi Mangrove

Kawamoto menambahkan bahwa pengalaman Jepang dalam pengelolaan mangrove, termasuk praktik budidaya ramah lingkungan seperti Silvofishery, telah dibagikan dalam proyek ini dan menjadi bagian dari pembelajaran bersama antara ASEAN dan Jepang.

Read also:  Dokumen Penurunan Emisi Second NDC Terus Digodok, Mencakup Sektor Kelautan dan Hulu Migas

Baik Indonesia maupun Jepang menekankan bahwa pelibatan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan pengelolaan mangrove yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus menjadi solusi untuk mengurangi potensi konflik sosial atas sumber daya alam.

Lokakarya ini menandai berakhirnya proyek “Mangrove Ecosystem Management in ASEAN Region” tahap pertama, namun para peserta berharap kerja sama regional ini terus diperkuat untuk menjaga ekosistem mangrove yang krusial bagi ketahanan lingkungan dan ekonomi kawasan. 

Hadir dalam kesempatan itu sejumlah pakar mangrove seperti Prof Cecep Kusmana dari IPB, Prof. Bambang Widigno (IPB), Prof Hadi S. Alikodra, Pakar mangrove Japan International Cooperation Agency (JICA) Noriaki Sakaguchi, PhD, perwakilan negara-negara ASEAN dan Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan Ristianto Pribadi. ****

TOP STORIES

MORE ARTICLES

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...

Produksi Ethanol Nasional Terancam Imbas Kesepakatan Tarif Indonesia-AS, Implementasi E5 di Ujung Tanduk

Ecobiz.asia - Kesepakatan perdagangan antara Indonesia-Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump mengancam produksi ethanol di tanah air. Kesepakatan tersebut membebaskan bea masuk ethanol asal AS...