Ecobiz.asia – Uni Eropa dan Indonesia merampungkan negosiasi untuk Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Investment Protection Agreement (IPA), setelah sebelumnya Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mencapai kesepakatan politik pada Juli lalu.
Di pihak Uni Eropa, negosiasi dipimpin oleh Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Maroš Šefčovič, yang saat ini berada di Indonesia untuk menandai pencapaian bersejarah ini sekaligus bertemu dengan kalangan bisnis Eropa dan Indonesia guna mendorong proses ratifikasi.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut kesepakatan ini sebagai tonggak penting bagi strategi diversifikasi perdagangan dan investasi Uni Eropa.
“Kami berkomitmen menggandakan upaya diversifikasi dan kemitraan untuk mendukung lapangan kerja dan pertumbuhan di Uni Eropa. Kesepakatan dengan Indonesia menciptakan peluang baru bagi bisnis dan petani di salah satu ekonomi besar yang sedang tumbuh, sekaligus menjamin pasokan bahan baku penting yang stabil dan dapat diprediksi,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (23/9/2025).
Menurut Komisi Eropa, CEPA akan menghapus bea masuk atas 98,5 persen pos tarif, menyederhanakan prosedur ekspor barang Eropa ke Indonesia, dan memberi akses penuh bagi perusahaan Uni Eropa untuk berinvestasi di sektor strategis, termasuk kendaraan listrik, elektronik, dan farmasi.
Perjanjian ini juga mencakup perlindungan kekayaan intelektual serta indikasi geografis bagi 221 produk pertanian dan makanan Eropa, serta 72 produk asal Indonesia.
Bagi Uni Eropa, CEPA diperkirakan menghemat sekitar 600 juta euro per tahun dari bea masuk atas ekspor ke Indonesia, sementara produk Eropa menjadi lebih terjangkau bagi konsumen Indonesia.
Perjanjian ini juga menegaskan komitmen kedua pihak pada pembangunan berkelanjutan, dengan memasukkan Perjanjian Paris sebagai elemen penting.
CEPA mendorong perdagangan dan investasi di bidang energi terbarukan, teknologi rendah karbon, serta memperkuat dialog terkait isu lingkungan dan iklim, termasuk sektor minyak sawit.
Indonesia sebagai produsen utama bahan baku penting dunia akan memberi Uni Eropa akses pasokan yang lebih aman dan berkelanjutan. Komisi menyebut perjanjian ini mendukung rantai pasok yang dapat diprediksi dan tangguh bagi sektor hijau dan digital.
Tahap Selanjutnya
Teks hasil negosiasi akan segera dipublikasikan, kemudian melalui proses revisi hukum dan penerjemahan. Setelah itu, Komisi Eropa akan mengajukan usulan penandatanganan kepada Dewan Uni Eropa.
Usai ditandatangani, teks perjanjian akan dikirim ke Parlemen Eropa untuk mendapat persetujuan. Perjanjian CEPA dan IPA baru akan berlaku setelah diratifikasi oleh Uni Eropa dan Indonesia.
Negosiasi perdagangan bebas dengan Indonesia dimulai sejak Juli 2016. Putaran ke-19 sekaligus terakhir digelar pada Juli 2024, sebelum dicapai kesepakatan politik pada 13 Juli 2025, dan resmi dituntaskan pada 23 September 2025. ***