Indonesia Terus Perkuat Tata Kelola Karbon Hutan, Buka Akses Pendanaan Iklim

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Indonesia perlu terus memperkuat tata kelola nilai ekonomi karbon di sektor kehutanan agar dapat memanfaatkan peluang perdagangan karbon global sekaligus mengakses pendanaan iklim internasional.

Penguatan ini mencakup pemahaman standar internasional, keselarasan data lintas sektor, serta kepatuhan terhadap regulasi nasional untuk memastikan kredit pengurangan emisi dari kehutanan dapat diterima di pasar global.

Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Perubahan Iklim, Haruni Krisnawati, menjelaskan pemerintah telah membuka peluang perdagangan karbon, sehingga diperlukan pemahaman mendalam terhadap standar internasional yang berlaku.

Read also:  Pasar Karbon Sukarela Jadi Senjata Strategis Capai Target FOLU Net Sink 2030

“Jika Indonesia ingin masuk ke pasar karbon global, kita harus memahami mekanisme internasional, termasuk persyaratan seperti National Reference Level (NRL) dan metodologi yang diakui dunia,” ujarnya dalam diskusi tentang tata kelola karbon hutan di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Perdagangan karbon internasional dapat dilakukan melalui dua mekanisme. Pertama, mekanisme compliance seperti diatur pada Article 6 perjanjian Paris. Kedua, melalui pasar karbon sukarela (Voluntary Carbon market).

Read also:  OJK Catat 166 Pengguna Jasa Bursa Karbon, Volume Transaksi 1,59 Juta Ton CO2

Pada pasar karbon sukarela ada sejumlah standar internasional yang saat ini sudah berkembang, diantaranya adalah Gold Standard, Verra, Plan Vivo, dan ART Trees.

Haruni menekankan, pemahaman tentang pembiayaan iklim global menjadi kunci bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan peluang pendanaan sekaligus memastikan keselarasan dengan inisiatif global.

Haruni juga menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor dan koordinasi antara kementerian terkait, termasuk Kementerian Dalam Negeri dan Bappenas, agar tidak terjadi perbedaan data dalam pelaporan yang berpotensi menimbulkan celah di ruang publik.

Read also:  TruCarbon-IBM Uji Teknologi TruMRV di Proyek Karbon 45.000 Hektare

“Kita perlu memastikan bahwa sektor kehutanan sebagai pemasok utama kredit karbon memenuhi seluruh regulasi nasional, sekaligus mengikuti standar global agar bisa diterima di pasar internasional,” tegasnya.

Ia berharap penguatan tata kelola ini dapat membuka akses pembiayaan yang lebih besar, memastikan kredit pengurangan emisi yang sudah terverifikasi dapat terserap, dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan karbon global. ****

TOP STORIES

MORE ARTICLES

PLN Kebut Proyek Gasifikasi Pambangkit Listrik di Nias, Pangkas Emisi 47 Ribu Ton

Ecobiz.asia - PT PLN (Persero) resmi memulai pembangunan infrastruktur gasifikasi di Klaster Nias untuk memngoptimalkan pemanfaatan gas alam yang lebih efisien dan ramah lingkungan...

Pertamina-PLN Garap 19 Proyek Panas Bumi 530 MW untuk Percepat Transisi Energi

Ecobiz.asia – PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani nota kesepahaman pengembangan 19 proyek energi panas bumi dengan total kapasitas 530...

Perkuat Layanan Gas Bumi, PGN Gagas Resmikan LNG Hub di Bandung

Ecobiz,asia – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui anak usahanya PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas) meresmikan pembangunan LNG Hub di Bandung, Selasa...

Pertamina Drilling Tawarkan Green Project Pemanfaatan Flare Gas untuk Drilling Optimization

Ecobiz.asia – PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) memperkenalkan Green Drilling Project yang memanfaatkan flare gas sebagai sumber energi alternatif untuk operasional rig...

TSE Group Resmikan Pembangkit Listrik Biogas dan Biometana Pertama di Papua, Manfaatkan Limbah Sawit

Ecobiz.asia – Tunas Sawa Erma (TSE) Group meresmikan fasilitas energi terbarukan berbasis limbah kelapa sawit pertama di Papua Selatan. Dua fasilitas yang dioperasikan melalui anak...

TOP STORIES

PLN Kebut Proyek Gasifikasi Pambangkit Listrik di Nias, Pangkas Emisi 47 Ribu Ton

Ecobiz.asia - PT PLN (Persero) resmi memulai pembangunan infrastruktur gasifikasi di Klaster Nias untuk memngoptimalkan pemanfaatan gas alam yang lebih efisien dan ramah lingkungan...

Pertamina-PLN Garap 19 Proyek Panas Bumi 530 MW untuk Percepat Transisi Energi

Ecobiz.asia – PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani nota kesepahaman pengembangan 19 proyek energi panas bumi dengan total kapasitas 530...

Kemenhut dan Basarnas Sepakat Perkuat Penanganan Darurat di Kawasan Hutan

Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang sinergi penyelenggaraan pencarian dan pertolongan di kawasan...

Patra Drilling Tampilkan Produk UMKM Daur Ulang Jelantah di Workshop ESG

Ecobiz.asia - PT Patra Drilling Contractor (PDC) memamerkan produk lilin aromaterapi hasil daur ulang minyak jelantah dari mitra binaannya dalam workshop ESG Integration in...

Perkuat Layanan Gas Bumi, PGN Gagas Resmikan LNG Hub di Bandung

Ecobiz,asia – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui anak usahanya PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas) meresmikan pembangunan LNG Hub di Bandung, Selasa...