MORE ARTICLES

Penghasil Limbah Organik, Desa Pegang Peran Kunci Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Desa memegang peran kunci dalam pengelolaan sampah berkelanjutan. Pasalnya, Desa merupakan wilayah penghasil utama limbah organik dari rumah tangga, pertanian, dan peternakan. 

Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Sestama Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan bahwa desa memiliki peran penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan
berkelanjutan. 

“Kalau desanya bersih, pasti rumah-rumahnya juga bersih. Jika program ini diterapkan di seluruh Indonesia, kita bisa mewujudkan negeri yang bebas sampah dan lebih sehat,” ujar Vivien saat “Aksi Desa Bebas Sampah” di Desa Malaka, Lombok Utara, NTB, Sabtu (15/2/2025).

Baca juga: Peringati Hari Peduli Sampah Nasional 2025, KLH Bidik Asta Lokasi Aksi

Kegiatan itu digelar dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2025. Aksi digelar secara serempak di tujuh desa lainnya di berbagai provinsi, yakni Desa Panampuang Ujuang, Sumatera Barat; Desa Wahyu, Sulawesi Tengah; Desa Yahim, Papua; Desa Darmasaba, Bali; Desa Golo Mori, NTT; Desa Kramat Watu, Banten; dan Desa Indrasari, Kalimantan Selatan.

Aksi dilakukan melalui kolaborasi dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, serta pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, asosiasi, Bank Sampah, komunitas dan masyarakat
setempat.

Dalam aksi ini Pemerintah menargetkan pengurangan volume sampah yang berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir secara signifikan; peningkatan kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah sejak dari rumah; dan penerapan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber daya baru.

Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kemendespdt, Samsul Widodo, mengatakan program ini didukung penuh oleh dana desa yang telah dialokasikan sebesar Rp600 triliun sejak 2005 hingga 2025, dengan Rp71 triliun pertahun untuk 75.265 desa. 

“Kami ingin desa-desa tidak hanya berkembang dari segi infrastruktur, tetapi juga dari sisi lingkungan dan keberlanjutan. Desa yang bersih akan meningkatkan daya tarik wisata dan kesejahteraan masyarakatnya,” kata Samsul.

Baca juga: KLH Tetapkan Eks Kepala Dinas LH Kota Tangerang Jadi Tersangka, Teledor Kelola TPA Sampah Rawa Kucing

Untuk memastikan bahwa program ini tidak hanya menjadi wacana, berbagai aksi nyata telah dijalankan di desa-desa peserta. Beberapa langkah konkret yang dilakukan diantaranya pengukuhan Kader Sadar Sampah yang melibatkan masyarakat dalam upaya edukasi dan pengelolaan sampah; membantu warga mengolah sampah organik menjadi pupuk yang bermanfaat; mendorong sistem daur ulang yang memberikan nilai ekonomi bagi warga; dan penyediaan fasilitas untuk mengolah sampah plastik dan bahan lain menjadi produk bernilai jual.

Read also:  Terbitkan Permen KP No 1 Tahun 2025, KKP Targetkan Perdagangan Karbon Sektor Kelautan Jalan Tahun Ini

Pada umumnya, desa menghasilkan jenis sampah organik dari rumah tangga, pertanian, dan peternakan. Jika dikelola dengan baik, bukan hanya volume sampah yang berkurang, tetapi juga bisa menciptakan sumber daya baru, seperti pupuk kompos yang berguna untuk pertanian. 

Setiap desa yang tergabung dalam aksi ini menjadi percontohan pengelolaan sampah yang baik, juga
diarahkan untuk mengembangkan potensinya, khususnya dalam sektor pariwisata dan ekonomi berbasis lingkungan.

Sebagai bentuk komitmen lebih lanjut, Nota Kesepahaman akan ditandatangani oleh Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH dan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal. Kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam penguatan
kebijakan dan perluasan aksi desa bebas sampah ke wilayah lain di Indonesia. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...