MORE ARTICLES

UNFCCC: Indonesia Perlu Tingkatkan Ambisi Iklim, Energi Bersih Jadi Peluang Ekonomi

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Sekretaris Eksekutif UNFCCC, Simon Stiell, menekankan pentingnya peningkatan ambisi iklim Indonesia di tengah ketergantungan tinggi pada energi fosil.

Dalam pertemuan Bilateral dengan Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq, di jakarta, Jumat (25/7/2025), Stiell menyoroti 75 persen bauran energi nasional Indonesia yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Dia juga mengingatkan bahwa transisi ke energi bersih harus menjadi prioritas.

Menurut Stiell, Indonesia perlu terus meningkatkan ambisi iklimnya. Transisi ke energi bersih tidak hanya penting secara ekologis, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan.

Ia mengungkapkan, investasi global di sektor energi bersih tahun lalu mencapai 2 triliun dolar AS. Bila dimanfaatkan secara optimal, Indonesia diproyeksikan dapat memperoleh pengembalian hingga 600 miliar dolar AS, menciptakan 14 juta lapangan kerja hijau, serta memperkuat daya saing ekonomi nasional.

Menurut Stiell, dokumen Second Nationally Determined Contribution (NDC) versi 3.0 yang tengah disiapkan Indonesia merupakan sinyal kuat bahwa negara ini siap mengambil peran lebih besar dalam transisi energi global.

Dia menilai bahwa dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun, Indonesia dapat menjadi pemimpin kawasan dalam pengembangan energi terbarukan.

Lebih lanjut, Stiell menyoroti pentingnya pembangunan sistem pasar karbon yang kredibel dan transparan, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki kekayaan alam tinggi. Ia menyebut peran negara-negara G20 sebagai krusial untuk memastikan pembagian beban ambisi iklim secara adil dan proporsional.

“Integritas lingkungan dan manfaat finansial harus berjalan beriringan. Indonesia memiliki potensi besar untuk menunjukkan bagaimana pasar karbon bisa mendukung pembangunan berkelanjutan,” katanya.

Pertemuan bilateral antara Simon Stiell dan Menteri Hanif menjadi bagian dari rangkaian persiapan menuju Konferensi Perubahan Iklim COP30 di Brasil pada November mendatang. ***

Read also:  Regulasi Saat Ini Masih Parsial, DPR Periode 2024-2029 Siapkan Undang-undang Perkuat Perdagangan Karbon

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH Minta Daerah Susun dan Harmonisasikan Rencana Pengelolaan Lingkungan, Harus Selesai Tahun Ini

Ecobiz.asia - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) meminta pemerintah daerah segera menyusun dan mengharmonisasikan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) daerah menyusul terbitnya PP...

Di Hadapan Generasi Muda, PGN Ungkap Strategi Kelola Bisnis Gas Bumi Ramah Lingkungan

Ecobiz.asia — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membeberkan tiga strategi utama untuk menjaga bisnis gas bumi tetap ramah lingkungan: penerapan manajemen risiko, penggunaan...

Cegah Kebakaran Lahan, Menteri LH Dorong Pemanfaatan FDRS BMKG

Ecobiz.asia — Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan pentingnya pemanfaatan Fire Danger Rating System (FDRS) milik BMKG sebagai...

PLN Siap Bangun PLTM Wabudori 1,2 MW di Supiori, Perkuat Sistem Kelistrikan di Biak

Ecobiz.asia - PT PLN (Persero) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Wabudori berkapasitas 1,2 megawatt (MW) di Kabupaten Supiori, Papua, sebagai bagian dari...

Ada PP Pengelolaan LH, Wamen Diaz: Sustainable Development Jangan Jadi Oksimoron

Ecobiz.asia - Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH) Diaz Hendropriyono menegaskan bahwa hadirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2025 tentang Rencana Perlindungan dan...