MORE ARTICLES

IMA dan AFMA Dorong Intra-ASEAN Trade di Sektor Pertambangan, Potensi Besar Capai Target Karbon Netral

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Indonesian Mining Association (IMA) yang memegang kesekretariatan ASEAN Federation of Mining Association (AFMA) siap mendorong peningkatan perdagangan dan investasi pertambangan intra-ASEAN. 

Posisi ASEAN dinilai vital karena memiliki populasi lebih dari 700 juta orang, kondisi geografis yang strategis serta tersedianya sumber daya dan cadangan mineral dan batubara yang cukup besar.

Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro saat “Dinner Reception” bersama Duta Besar & Perwakilan Tetap negara-negara anggota ASEAN, mengatakan posisi ASEAN semakin penting di tengah upaya global dalam menuju target karbon netral.

Baca juga: Survei: Publik Setuju Pemisahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinilai Lebih Fokus

Sidharto berharap acara resepsi yang diadakan mendorong peningkatan kerjasama di sektor pertambangan di Kawasan Asia Tenggara. 

Acara “Dinner Reception” diselenggarakan oleh IMA/AFMA bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Kemenlu, di Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2024. 

Dari IMA hadir para Pengurus Inti dan Penasehat yang mewakili perusahaan-perusahaan anggota IMA di bidang mineral dan batubara. 

Kemenlu, lanjut Dirjen Kerjasama ASEAN, akan mendukung upaya pemanfaatan produk tambang hasil pengolahan/pemurnian di Indonesia untuk dipasarkan ke negara-negara sahabat sehingga nilai tambah yang dihasilkan tidak hanya dinikmati oleh Indonesia tetapi juga di Kawasan Asia Tenggara. 

Hal ini sejalan dengan pilar Ekonomi sebagai salah satu dari 3 pilar utama ASEAN.

Para Duta Besar & Perwakilan Tetap negara-negara ASEAN diharapkan bisa menjembatani memfasilitasi peningkatan perdagangan intra-ASEAN di sektor pertambangan. 

Ketua IMA yang juga sebagai Presiden AFMA, Rachmat Makkasau mengapresiasi inisiatif yang diambil Kemenlu yang mengundang para duta besar negara-negara ASEAN. Tujuannya agar keberadaan AFMA sebagai wadah industri yang merupakan mitra dari Sekretariat ASEAN dapat lebih diberdayakan guna mendukung peningkatan perdagangan serta investasi intra-ASEAN.

Menurut Rachmat, Indonesia sebagai negara ekonomi terbesar di ASEAN serta memiliki cadangan yang cukup besar untuk banyak mineral kritis yang sangat dibutuhkan di era transisi energi, sedang melakukan transformasi disektor pertambangan dari penghasil konsentrat menjadi penghasil produk tambang hasil pengolahan/pemurnian dalam negeri.

Read also:  Dua Tahun Usai JETP, Kapasitas PLTU Captive Indonesia Malah Makin Meningkat

Produk-produk hasil pengolahan/pemurnian mineral dalam negeri, seperti tembaga katoda misalnya, berpotensi untuk dipasarkan di Kawasan Asia Tenggara, lanjut Ketua IMA yang juga Presiden Direktur PT. Amman Mineral Nusa Tenggara. 

Baca juga: Kementerian ESDM gandeng ITB dan Universitas Kyoto Kembangkan Teknologi Eksplorasi Mineral yang Lebih Canggih

Kondisi keterbatasan pasokan beberapa mineral kritis khususnya tembaga dan alumunium membuat posisi Indonesia menjadi penting. Dengan demikian potensi peluang perdagangan dan investasi dikawasan Asia Tenggara di sektor pertambangan sangat besar.

Dirjen Mineral dan Batubara Tri Winarno yang hadir dalam resepsi tersebut optimis, potensi kerja sama sesama negara ASEAN dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat. 

Kebijakan hilirisasi yang menjadi prioritas ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo yang nantinya akan
dilanjutkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto, lanjut Dirjen Minerba, menjadi milestone penting pengembangan keberlanjutan industri pertambangan di Asia Tenggara.

***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...