Ecobiz.asia – PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) memperkenalkan Green Drilling Project yang memanfaatkan flare gas sebagai sumber energi alternatif untuk operasional rig pengeboran.
Inisiatif ini ditujukan untuk menggantikan penggunaan bahan bakar diesel sekaligus menekan emisi gas rumah kaca (GRK).
Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, mengatakan proyek tersebut merupakan bagian dari komitmen Pertamina mendukung pilar “Addressing Climate Change” melalui pengurangan emisi.
“Kami berkomitmen berkontribusi aktif dalam pengurangan emisi GRK melalui layanan pengeboran terintegrasi kami,” ujarnya di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Pertamina Drilling saat ini mengelola 53 unit rig, termasuk dua offshore work over rig dan dua jack-up rig, serta berbagai layanan pendukung pengeboran. Perusahaan juga mengoperasikan Indonesia Drilling Training Center (IDTC) untuk pengembangan tenaga ahli.
Melalui teknologi Modular Gas-to-Liquid (GTL) Plant, flare gas yang selama ini dibakar akan diolah menjadi synthetic diesel atau metanol.
Bahan bakar tersebut dapat dicampur dengan solar dan digunakan langsung untuk rig, sekaligus menekan biaya bahan bakar serta emisi.
Pertamina Drilling juga membuka peluang kolaborasi dengan perusahaan hulu migas sebagai penyedia gas dan pengguna akhir metanol.
Menurut Avep, pemanfaatan optimal flare gas tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga membuka ruang investasi hijau di sektor migas nasional. ***