Ecobiz.asia — Indonesia menyambut baik inisiatif Brasil terkait Tropical Forests Forever Facility (TFFF) dan menekankan perlunya desain mekanisme yang berintegritas tinggi agar dapat melengkapi upaya nasional dalam menjaga hutan tropis sekaligus mendukung penghidupan masyarakat.
Hal ini disampaikan Agus Justianto, Analis Kebijakan Ahli Utama Kementerian Kehutanan, dalam pertemuan di Kantor Perwakilan Tetap Brasil untuk PBB, New York, Jumat (26/9/2025), yang menjadi bagian dari penyelenggaraan New York Climate Week.
Agus menegaskan, TFFF harus dibangun untuk memperkuat, bukan bersaing dengan, mekanisme nasional maupun pasar karbon sukarela agar tidak terjadi double counting dan kredibilitas iklim negara tetap terjaga.
“Integritas harus dijaga dengan pengaturan yang jelas untuk mencegah double counting dan melindungi kredibilitas iklim nasional,” ujar Agus.
Dia juga menekankan pentingnya prioritas pendanaan kepada negara-negara hutan tropis, dengan memastikan masyarakat adat dan komunitas lokal tetap mendapat akses langsung yang terintegrasi dengan sistem nasional.
TFFF pertama kali diinisiasi Brasil pada 2023 dan kini semakin mendapat dukungan dalam forum-forum iklim internasional.
Mekanisme ini ditargetkan menghimpun hingga 125 miliar dolar AS untuk mendukung konservasi hutan global. Setelah beroperasi penuh, TFFF diproyeksikan menghasilkan imbal hasil sekitar 4 miliar dolar AS per tahun di luar pembayaran kepada investor, yang akan disalurkan ke lebih dari 70 negara hutan tropis yang berhak menerima.
Skema ini dirancang dengan kombinasi kontribusi 25 miliar dolar AS dari negara donor dan 100 miliar dolar AS dari investor swasta. Brasil telah berkomitmen menyetor 1 miliar dolar AS pertama pada ajang Climate Week di New York, sementara negara lain seperti Tiongkok, Norwegia, Inggris, Jerman, Jepang, dan Kanada disebut tengah mempertimbangkan kontribusi serupa.
Agus menambahkan, TFFF juga perlu selaras dengan sistem pengukuran, pelaporan, dan verifikasi (MRV) nasional seperti SIMONTANA di Indonesia, serta mendukung transfer teknologi dan pembangunan kapasitas dalam pemantauan satelit dan manajemen data.
“Indonesia siap berkolaborasi untuk membentuk TFFF yang berintegritas tinggi, yang tidak hanya mempercepat perlindungan hutan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegas Agus.
Pada pertemuan ini, Brasil juga mengajukan pembahasan dokumen pencegahan kebakaran hutan secara terintegrasi (Call to Action on Integrated Fire Management and Wildfire Resilience (IFM). Hasil dari pertemuan ini rencananya akan dibawa pada konferensi perubahan iklim COP30 Belem. ****