Ecobiz.asia – PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk, membentuk entitas baru yang bergerak di bidang pengolahan rumput laut sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis di sektor ekonomi hijau.
Anak usaha baru tersebut akan berfokus pada pengolahan komoditas rumput laut, khususnya jenis Eucheuma cottonii, yang selama ini menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia di sektor perikanan budidaya.
Langkah ini menandai perluasan bisnis BUMA di luar jasa pertambangan batu bara yang selama ini menjadi fokus utamanya. Pembentukan entitas baru ini sejalan dengan rencana induk perusahaan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan melalui investasi di sektor non-energi fosil.
Baca juga: Indonesia Tampilkan Kepemimpinan dalam Pengelolaan Hutan Lestari dan Perubahan Iklim di Forum Global
“Kami melihat potensi besar dari sektor budidaya laut, terutama rumput laut, baik dari sisi nilai tambah maupun keberlanjutan. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menciptakan diversifikasi usaha yang mendukung transisi ekonomi hijau,” ujar perwakilan manajemen BUMA pernyataan keterbukaan publik, Senin (26/5/2025)
Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, dan sebagian besar produksi nasional berasal dari budidaya masyarakat pesisir.
Pengolahan rumput laut yang dilakukan BUMA akan difokuskan pada peningkatan kualitas pascapanen serta pengembangan produk turunan bernilai tambah seperti karaginan dan bahan baku industri pangan, kosmetik, dan farmasi.
Perusahaan juga menyebut akan menggandeng mitra lokal di kawasan pesisir sebagai bagian dari pendekatan pemberdayaan masyarakat. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada pertengahan 2026.
Langkah diversifikasi BUMA ini merupakan bagian dari transformasi portofolio induk usaha, PT Delta Dunia Makmur Tbk, yang sejak 2022 telah mulai mengembangkan lini bisnis baru di luar pertambangan sebagai respons terhadap tren global dekarbonisasi dan investasi berkelanjutan. ***