Ecobiz.asia — APP Group menegaskan komitmennya dalam pemulihan ekosistem gambut dan mangrove melalui berbagai program restorasi dan pemberdayaan masyarakat.
Hal ini disampaikan Deputy Director of Corporate Strategic & Relation APP Group, Iwan Setiawan, dalam Forum Kolaborasi Pemulihan Eksositem Gambut dan Mangrove yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Iwan menjelaskan, sejak 2004 perusahaan mengelola areal gambut terdegradasi di Kawasan Hidrologi Gambut (KHG) Sungai Sugihan–Sungai Lumpur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, yang rawan kebakaran.
Upaya pemulihan dilakukan dengan membangun 3.562 unit sekat kanal, tata air mikro, serta revegetasi puncak kubah gambut menggunakan jenis lokal seperti meranti, jelutung, dan pulai.
Selain itu, APP Group juga melindungi satwa kunci gajah Sumatera di lanskap Sugihan–Simpang Heran melalui pemasangan GPS collar, penyediaan pakan tambahan, dan edukasi mitigasi konflik manusia–satwa. Pemberdayaan masyarakat turut menjadi fokus, dengan program demplot pertanian padi dan jagung, pembibitan tanaman kayu lokal untuk rehabilitasi DAS, hingga produksi pupuk organik.
Untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, perusahaan menerapkan Integrated Fire Management dengan dukungan 599 personel, 26 menara api, 4 helikopter, 38 mobil pemadam, serta kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) di tujuh desa.
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPDLH, Hanif Faisol Nurofiq, yang hadir dalam forum tersebut menegaskan pentingnya kolaborasi multi pihak dalam pemulihan ekosistem gambut dan mangrove.
Dia menyebut Indonesia memiliki lahan gambut seluas 13,4 juta hektare atau 24 juta hektare jika menghitung seluruh kawasan hidrologi gambut, serta 3,34 juta hektare ekosistem mangrove dengan tambahan 750.000 hektare lahan potensial rehabilitasi.
“Kolaborasi ini penting. Tidak satu pun mampu menangani persoalan lingkungan secara mandiri,” ujar Hanif.
Pemerintah menargetkan pemulihan gambut seluas 3,31 juta hektare dan rehabilitasi 750.000 hektare mangrove, termasuk melalui pelibatan masyarakat lewat Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) di 2.354 desa, di mana 1.450 desa di antaranya berada di wilayah penyangga konsesi dan memerlukan sokongan dunia usaha. ***