Ecobiz.asia – PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya dalam transisi menuju energi bersih dan terbarukan pada ajang 50th ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE) Council Meeting yang berlangsung di Bangkok, Rabu (1/10/2025).
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyampaikan bahwa perusahaan telah menjalankan langkah strategis dalam pengembangan energi terbarukan, sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Paris Agreement dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat.
“Kami telah memperluas energi terbarukan dan melakukan percepatan untuk masa depan. Kami juga berkomitmen mengembangkan biofuel,” ujar Simon.
Pertamina saat ini telah menerapkan biodiesel dengan campuran 40 persen bahan bakar nabati (B40) dan mulai memproduksi bioetanol. Kandungan nabati pada bahan bakar tersebut ditargetkan terus meningkat di masa mendatang.
Selain bioenergi, Pertamina juga tengah menyiapkan penerapan Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCS/CCUS) yang dinilai memiliki potensi besar di Indonesia. “Pertamina masih perlu kerangka pengembangan lebih lanjut bersama regulator, sehingga visi energi terbarukan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan ketahanan energi bagi masyarakat,” kata Simon.
Simon menambahkan, Indonesia juga memiliki potensi energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan hidrogen hijau. Pertamina telah memulai proyek percontohan produksi hidrogen hijau di wilayah panas bumi Ulubelu, Lampung.
“Melalui ASCOPE, kami ingin berkolaborasi dengan negara-negara tetangga. Pada akhirnya, jika berbicara mengenai tujuan iklim dan transisi energi, kita harus bahu membahu, saling bersinergi untuk mencapai Net Zero Emission,” tutup Simon. ***