Ecobiz.asia — Jejaring Lokadaya resmi meluncurkan LOKADANA, sebuah platform hibah partisipatif yang dirancang sederhana, fleksibel, dan berakar pada kebutuhan komunitas.
Peluncuran ini ditandai dengan dibukanya Panggilan Hibah Mikro Siklus-1, serta diskusi bertema “Hibah Itu Mestinya Menguatkan dan Memberdayakan” yang menghadirkan narasumber dari Lokadaya, Balang Institute, dan SAPDA Yogyakarta. Acara tersebut diikuti 240 perwakilan organisasi dari 38 provinsi.
Lokadaya menegaskan, LOKADANA bukan sekadar skema hibah, melainkan instrumen politik masyarakat sipil untuk memastikan gerakan tetap berdaulat, relevan, dan berkelanjutan.
“LOKADANA ibarat arisan masyarakat sipil,” ujar Tino Yosepyn dari Lokadaya, dalam keterangannya, Selasa (30/9/2025). Menurutnya, seperti halnya arisan berbasis gotong royong, mekanisme ini mengajak organisasi maupun individu untuk saling berbagi dan menopang satu sama lain.
Dalam peluncuran perdana, LOKADANA berhasil menghimpun dana Rp36 juta yang disalurkan untuk hibah darurat. Dana dikelola secara kolektif dan difokuskan pada komunitas, kelompok perempuan, pemuda, dan inisiatif akar rumput, tanpa prosedur birokrasi yang rumit.
Nurul Saadah dari SAPDA Yogyakarta menilai inisiatif ini menjawab krisis pendanaan yang dihadapi organisasi masyarakat sipil (OMS), terutama kelompok kecil berbasis komunitas.
“Banyak OMS tersisih karena sulit mengakses dana besar dan terhambat syarat administrasi berlapis. LOKADANA membuka ruang baru agar dana benar-benar sampai ke mereka yang membutuhkan,” ujarnya.
Adam Kurniawan dari Balang Institute menambahkan, peluncuran LOKADANA lahir di tengah situasi demokrasi Indonesia yang mengalami kemunduran. Menurutnya, semakin sempitnya ruang sipil dan menurunnya dukungan donor global menuntut gerakan masyarakat sipil mencari model kemandirian baru.
Lokadaya sendiri merupakan jejaring yang kini menaungi 408 organisasi di 38 provinsi, didirikan pada 24 Maret 2021 oleh 62 organisasi. Jejaring ini menggalang, berbagi, dan mengelola sumber daya domestik untuk memperkuat keberlanjutan peran OMS dalam pembangunan inklusif.
“Dengan semangat arisan, LOKADANA membuktikan masyarakat sipil Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri, saling menopang, dan memperkuat demokrasi dari bawah,” ujar Tino. ***