Ecobiz.asia — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pemanfaatan limbah kelapa sawit, khususnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai bahan baku bioethanol melalui proses ekstraksi glukosa. Inisiatif ini diharapkan mempercepat pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan keberhasilan program tersebut membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
“Sinergi pemerintah dengan dunia industri menjadi kunci menghadirkan teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya dikutip Senin (22/9/2025).
Kerja sama dilakukan antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), melibatkan pula PT Rekayasa Industri dan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai mitra strategis.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menegaskan kolaborasi tersebut menjadi fondasi inovasi hijau nasional.
BBSPJIA, kata dia, berperan mengembangkan teknologi pemanfaatan limbah agroindustri, termasuk melalui Pilot Plant Fraksionasi TKKS yang menghasilkan bioethanol, glukosa, xylosa, lignin, dan produk turunan lainnya.
Kepala BBSPJIA Yuni Herlina Harahap menjelaskan fasilitas tersebut menjadi wadah riset untuk mendorong teknologi bioenergi berkelanjutan berbasis sawit.
“Proyek percontohan ini diharapkan membuka jalan bagi riset biomassa sebagai sumber energi ramah lingkungan,” katanya.
Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam menilai bioethanol dari limbah sawit bukan hanya alternatif energi, tetapi juga bagian dari ekonomi sirkular yang mampu mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit.
“Kami mendukung percepatan transisi Indonesia menuju ekonomi hijau,” ujarnya.
Kerja sama ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia dalam pasar energi bersih global sekaligus meningkatkan daya saing industri hijau nasional. ***