MORE ARTICLES

Peneliti BRIN Ciptakan Molekul untuk Tingkatkan Efisiensi Sel Surya, Sudah Diuji Ketahanan

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengembangkan molekul baru bernama oxasmaragdyrin yang berfungsi meningkatkan efisiensi dan stabilitas perangkat sel surya berbasis perovskite.

Molekul ini dirancang sebagai hole-transporting material (HTM), yaitu material yang membawa muatan positif dalam proses konversi energi cahaya menjadi listrik.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kimia BRIN, Mario Leonardus, menyampaikan bahwa molekul oxasmaragdyrin merupakan turunan dari struktur kimia porfirin, yang dikenal memiliki kemampuan menyerap cahaya dan menghantarkan muatan listrik.

“Molekul ini menyerap cahaya dalam rentang panjang gelombang luas, dari 400 hingga 800 nanometer, yang menjadikannya efektif untuk konversi energi,” ujar Mario dalam webinar SISTEM 2025 Vol. 4, Kamis (24/7/2025).

Salah satu varian molekul, yakni SM-09, menunjukkan kinerja awal dengan efisiensi mencapai 13–14 persen. Artinya, dari total energi cahaya yang diterima, sebesar itu berhasil dikonversi menjadi energi listrik, angka yang menjanjikan untuk teknologi yang masih tergolong baru.

BRIN juga mengembangkan varian lain dengan mengganti gugus kimia tertentu dalam struktur molekul menggunakan substituen metoksi, etoksi, dan butoksi. Hasilnya, varian SM-OMe yang menggunakan gugus metoksi menunjukkan performa terbaik.

“Kami melihat substituen metoksi mempercepat transfer muatan sekaligus menstabilkan material dari degradasi,” kata Mario.

Material SM-OMe dikembangkan menggunakan pendekatan green synthesis, yaitu proses produksi yang ramah lingkungan dan berpotensi untuk skala industri. Dalam uji ketahanan, material ini mampu bertahan hingga 500 jam pemakaian tanpa pelindung khusus.

Menurut Mario, stabilitas ini menjadi faktor penting karena teknologi energi tidak hanya dituntut efisien, tetapi juga tahan lama. “SM-OMe tidak hanya lebih efisien dalam menghantarkan muatan listrik, tetapi juga lebih stabil dalam pengujian jangka panjang,” ujarnya.

Inovasi ini diharapkan mempercepat pengembangan teknologi sel surya perovskite yang lebih murah, efisien, dan berkelanjutan.

Read also:  PLN Operasikan PLTGU Tambak Lorok 779 MW, Gunakan Teknologi Paling Canggih, Efisien, dan Ramah Lingkungan

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH Minta Daerah Susun dan Harmonisasikan Rencana Pengelolaan Lingkungan, Harus Selesai Tahun Ini

Ecobiz.asia - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) meminta pemerintah daerah segera menyusun dan mengharmonisasikan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) daerah menyusul terbitnya PP...

Di Hadapan Generasi Muda, PGN Ungkap Strategi Kelola Bisnis Gas Bumi Ramah Lingkungan

Ecobiz.asia — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membeberkan tiga strategi utama untuk menjaga bisnis gas bumi tetap ramah lingkungan: penerapan manajemen risiko, penggunaan...

Cegah Kebakaran Lahan, Menteri LH Dorong Pemanfaatan FDRS BMKG

Ecobiz.asia — Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan pentingnya pemanfaatan Fire Danger Rating System (FDRS) milik BMKG sebagai...

PLN Siap Bangun PLTM Wabudori 1,2 MW di Supiori, Perkuat Sistem Kelistrikan di Biak

Ecobiz.asia - PT PLN (Persero) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Wabudori berkapasitas 1,2 megawatt (MW) di Kabupaten Supiori, Papua, sebagai bagian dari...

Ada PP Pengelolaan LH, Wamen Diaz: Sustainable Development Jangan Jadi Oksimoron

Ecobiz.asia - Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH) Diaz Hendropriyono menegaskan bahwa hadirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2025 tentang Rencana Perlindungan dan...