Ecobiz.asia — Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mencatat kinerja solid sepanjang kuartal III 2025 dengan capaian operasional dan keuangan di atas target, memperkuat posisinya sebagai penggerak utama transisi energi nasional.
“Di tengah situasi ekonomi dan politik yang penuh tantangan, capaian positif ini menunjukkan komitmen kuat seluruh tim Pertamina NRE dalam menjaga kinerja dan tata kelola,” ujar Rizki Vistiari, Pjs. Corporate Secretary Pertamina NRE, dalam keterangan tertulisnya dikutip, Rabu (29/10/2025).
Total produksi listrik konsolidasi Pertamina NRE mencapai 6,52 juta Megawatt hour (MWh) atau 19,2 persen di atas target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) triwulan III. Kinerja tersebut terutama ditopang oleh PT Jawa Satu Power (JSP) yang memproduksi 2,69 juta MWh, atau 48 persen di atas target.
Sementara Pertamina Geothermal Energy (PGE) menyumbang 3,74 juta MWh, melampaui target sebesar 5 persen, dan Pertamina Power Indonesia (PPI) mencatat 88.703 MWh, atau 98 persen dari target.
Kapasitas terpasang konsolidasi Pertamina NRE kini mencapai 3.083 Megawatt (MW), naik signifikan berkat kontribusi proyek Clean Renewable Energy Corporation (CREC) yang berhasil mengoperasikan PLTS baseload berkapasitas 197 MW dan battery energy storage system (BESS) sebesar 320 MWh pada September lalu. Total kapasitas terpasang CREC kini mencapai 526 MW.
Dari sisi keandalan operasi, equivalent availability factor (EAF) mencapai 98,28 persen, meningkat 7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara equivalent forced outage rate (EFOR) tercatat nihil hingga akhir kuartal III, menunjukkan tak ada penghentian operasi tak terencana.
Kinerja aset juga membaik dengan zero low integrity asset, menandakan seluruh aset dalam kondisi aman dan tidak ada yang berisiko terhadap keselamatan maupun kelangsungan operasi.
Dari aspek finansial, Pertamina NRE mencatat pendapatan sebesar 325,4 juta dolar AS, EBITDA 215,6 juta dolar AS, dan laba bersih 85,13 juta dolar AS, masing-masing melampaui target sebesar 2 persen, 2 persen, dan 1 persen.
Dari sisi keselamatan dan lingkungan (HSSE), perusahaan mempertahankan nihil fatalitas dan berhasil menekan emisi karbon sebesar 14.994 ton CO₂e, jauh di atas target tahunan 2.080 ton CO₂e.
“Meski fokus pada peningkatan kinerja bisnis, aspek keselamatan dan keberlanjutan tetap menjadi prioritas utama. HSSE adalah budaya perusahaan kami,” tambah Rizki. ***




